tag:blogger.com,1999:blog-79649458757081206142024-02-19T03:18:44.278-08:00EFENDI HATTA BLOGApa yang kita kehendaki terkadang tak sesempurna yang didapati. itulah juga dengan hadirnya blog ini.TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.comBlogger79125tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-39327942815580367812010-07-24T04:09:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.747-07:00Tips cara membuat text berkedip<div class="fullpost"><h3 class="post-title entry-title"><a href="http://qv32.blogspot.com/2010/01/tips-cara-membuat-text-berkedip.html"></a></h3><div id="hit-counter"><a href="http://www.musikji.net/" rel="follow"><script src="http://www.amitjain.co.in/pageview.php" type="text/javascript"></script> </a></div><div style="text-align: justify;">Teman-teman bagaimana cara membuat text <a href="http://qv32.blogspot.com/2010/01/tips-cara-membuat-text-berkedip.html"><span style="color: black;">berkedip </span></a>di posting blog untuk membuat tek <span style="color: red;">berkedip </span></div><blink></blink> <br /><div style="text-align: justify;">pertama-tama kamu login dulu akun <a href="http://qv32.blogspot.com/2010/01/tips-cara-membuat-text-berkedip.html"><span style="color: black;">blogspot </span></a>selanjutnya masuk ke poting coba kamu tulis scrip tutorial cara membuat tek berkedip </div><br />kopi aja sintag di bawah ini<br /><blink> <span style="color: red;">tek berkedip</span></blink><br />selanjutnya ganti tek berkedip yang berwarna merah<br />coba klik pratinjau untuk meliat hasilnya ya pasti berkedip.<br /><br /><div style="color: blue;">silahkan mencoba</div></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-31641657688935134712010-07-24T01:42:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.771-07:00GAMBARAN UMUM PERDA DI INDONESIA SAAT INI<div style="text-align: justify;"><b>Gambaran Umum Perda Pada Saat Ini</b> : Saat ini, salah satu persoalan yang perlu mendapatkan perhatian adalah banyak sekali Perda yang bermasalah. Sejak otonomi daerah digulirkan, ribuan perda dibuat oleh pemerintah daerah baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang terkait dengan perizinan, pajak dan retribusi di daerah. Untuk hal ini, Departemen Keuangan sudah merekomendasikan kepada Departemen Dalam Negeri untuk membatalkan perda yang terkait dengan pajak dan retribusi di daerah. Data yang diperoleh dari Departemen Dalam Negeri menunjukkan bahwa sejak tahun 2002 sampai tahun 2009 Perda yang telah dibatalkan pemerintah melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) mencapai 1.064 Perda. Pembatalan yang dilakukan oleh Pemerintah tersebut adalah sebagai tindak lanjut dari evaluasi pemerintah terhadap 7.500 perda yang telah disahkan pemerintah daerah (pemda) sejak 2002 hingga 2009. (lebih lanjut tentang ini lihat <a href="http://www.depdagri.go.id/">www.depdagri.go.id</a>) <a name='more'></a><br /><br />Dari segi teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan, berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Direktorat Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap Perda Provinsi pada 31 provinsi (1500 Perda) dan Perda kabupaten/Kota pada 50 Kabupaten/Kota (2500 Perda) yang ditetapkan pada tahun 2004 dan tahun 2005 diperoleh data bahwa sebagian besar Peraturan Daerah dalam penyusunannya belum mengikuti teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Lampiran Undang-undang Nonor 10 Tahun 2004 tentang pembentukan Peraturan perundang-undangan. <br /><br /> <b>Apa yang harus dibenahi? </b><br />Perda adalah produk politik yang dibuat dan dirancang oleh dua body politik, Pemerintah Daerah dan DPRD serta memiliki rujukan normatif dari UUD 1945 dan UU Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah. Karena hal tersebut, maka perlu ditinjau ulang tentang penempatan perda di urutan ‘terbawah’ hierarki peraturan perundang-undangan sebagaimana disebutkan pada Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. <br /><br />Terkait dengan Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan satu hal yang juga perlu dicatat/digarisbawahi adalah masih dimasukkannya UUD 1945 dalam tata urutan Peraturan Perundang-undangan padahal dalam Pasal 3 ayat (1) ditentukan bahwa UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah UUD 1945 menjadi dasar pembentukannya sendiri? Jika jawabannya tidak maka UUD 1945 seyogyanya tidak dimasukan dalam hierarki peraturan perundang-undangan. <br /><br />Selain Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan, keberadaan Pasal 145 ayat (1) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah yang memberi kewenangan pemerintah pusat guna membatalkan perda yang dipandang bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan yang lebih tinggi juga perlu ditinjau ulang. Hal ini karena penyerahan wewenang pemerintahan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom diselenggarakan atas dasar delegation of authority, termasuk kewenangan legislasi dari pemerintah daerah. Artinya adalah ketika terjadi penyerahan wewenang secara delegasi, pemberi delegasi kehilangan kewenangan dimaksud, semua beralih kepada penerima delegasi. Prinsip pemberian delegasi berbeda dengan pelimpahan wewenang atas dasar mandatum, seperti halnya dekonsentrasi dimana mandataris bertindak untuk dan atas nama Kementerian Hukum dan HAM RI sebagai lembaga yang mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah di bidang hukum, mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memperbaiki keadaan ini. Khusus dalam menyikapi persoalan yang berkaitan dengan Perda, kementerian Hukum dan HAM seharusnya mampu mendampingi dan menjadi mitra Pemerintah Daerah maupun DPRD dalam keseluruhan proses pembentukan Peraturan daerah melalui kantor Wilayah yang tersebar di setiap Provinsi. Sayangnya hingga saat ini peran kantor Wilayah masih belum begitu maksimal (atau) dimaksimalkan. Berkaca dari apa yang sudah disampikan diatas, maka masalah yang urjen untuk dibenahi segera adalah program pemberdayaan Kanwil sebagai mitra kerja Pemda/DPRD guna mencapai tujuan pembentukan Perda yang baik.</div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-23129392317093847032010-07-23T20:15:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.782-07:00Pengertian Otonomi Daerah<div class="fullpost" style="text-align: justify;"><h1><a href="http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/pengertian-otonomi-daerah-2/" rel="bookmark" title="Permanent Link to Pengertian Otonomi Daerah"></a></h1><div class="postinfo"> <span></span> </div><div class="related" id="related-pengertian-otonomi-daerah-2" style="display: none;"> </div><div class="related" id="filed-pengertian-otonomi-daerah-2" style="display: none;"> <div class="postinfo2"> Filed Under: <a href="http://wartawarga.gunadarma.ac.id/category/umum/" rel="category tag" title="View all posts in Umum">Umum</a> </div><div class="tags"> </div></div>Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.<br />Sedangkan yang dimaksud dengan daerah otonomi adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.<br /><a name='more'></a><br /><br />Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu:<br /><ol><li>Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara (”Eenheidstaat”), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan; dan</li><li>Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di atas maka jelaslah bahwa Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan. [1]</li></ol>Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan desentralisasi di Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom dan penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan kewenangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sebagian sebagian kekuasaan dan kewenangan tersebut. Adapun titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah pada Daerah Tingkat II (Dati II)[2]dengan beberapa dasar pertimbangan[3]:<br /><br />Catatan: <br />1. Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai fanatisme kedaerahan sehingga resiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya aspirasi federalis relatif minim;<br />2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif;<br />3. Dati II adalah daerah “ujung tombak” pelaksanaan pembangunan sehingga Dati II-lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya.</div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-45570119431692472132010-07-23T19:47:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.804-07:00Memasukkan File PDF ke dalam Posting<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="fullpost"><h1 class="post-title entry-title"></h1><span class="post-labels"> <script src="http://zona-klik.blogspot.com/feeds/posts/default/-/Tips%20Blogspot?alt=json-in-script&callback=related_results_labels&max-results=10" type="text/javascript"></script></span><div class="post-body"><br /><div style="text-align: justify;">Mungkin anda pernah terpikir untuk share dokumen dalam format pdf ke dalam blog, tetapi kesulitan bagaimana caranya. Dengan adanya artikel yang zona klik publish ini mudah-mudahan bisa bermanfaat dan bisa memecahkan permasalahan anda dan sekarang anda bebas untuk share dokumen apapun kedalam blog seberapa banyak yang anda inginkan.<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam hal ini kita harus meminta bantuan orang ketiga yaitu layanan yang menyediakan fasilitas untuk menampilkan file pdf dalam format flash yang nantinya akan di masukkan kedalam blog. Caranya yaitu pertama anda haruslah melakukan registrasi (pendaftaran) di <b>http://www.scribd.com</b> (free) dan ikuti langkah selanjutnya hingga proses registrasi selesai. Setelah proes registrasi selesai, silahkan login ke acount scribd anda. Klik upload untuk mengambil file di hardisk komputer anda untuk di share ke dalam blog - tunggulah proses upload file selesai. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqc75A4xffjVL9TMKZUXj_Lmz7i8W_zXE-anJ5kCvvLWO1xURYBycmpnrOiKgyvM4aM6f5-PiltRSJ-LmeJNMrOM9r8xYLaBqXt_Q5fLRrbGlg_kh6YUouRYru5Ic3xf7QKrSL6BiIHmbG/s1600/scribd+upload.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="100" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqc75A4xffjVL9TMKZUXj_Lmz7i8W_zXE-anJ5kCvvLWO1xURYBycmpnrOiKgyvM4aM6f5-PiltRSJ-LmeJNMrOM9r8xYLaBqXt_Q5fLRrbGlg_kh6YUouRYru5Ic3xf7QKrSL6BiIHmbG/s320/scribd+upload.JPG" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Setelah proses upload dokumen di scribd selesai, selanjutnya klik judul file yang telah di upload maka anda akan di bawa ke halaman / page file yang telah di upload sebelumnya. Klik menu <b>Share/Embed</b> untuk mengambil kode yang akan dimasukkan ke dalam posting blog. Masukkan kode tersebut ke halaman posting anda dan lihat hasilnya, maka file yang telah anda upload pada scribd sebelumnya telah tampil di posting blog. </div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMO3Id8ybjjwnvoh1PZc6Y9Bwp96D5mAPsf92osmlAnynEkTQPltqRfMfJ33csCV0TXmXLY5uy_SMFi4B9jZe6jxZYEPYwpf9amXz1aKDm54IHMg7WUfErGfATI_OHF8rMcujcmDTi-au-/s1600/scribd+embed2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="22" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMO3Id8ybjjwnvoh1PZc6Y9Bwp96D5mAPsf92osmlAnynEkTQPltqRfMfJ33csCV0TXmXLY5uy_SMFi4B9jZe6jxZYEPYwpf9amXz1aKDm54IHMg7WUfErGfATI_OHF8rMcujcmDTi-au-/s320/scribd+embed2.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-HLiF4k_ONURGmdWlW7eYxwYXV8J-HKhrEFtxTsRvyH5hjk3ZBjvgWVD815uLb7SzKLEOrpJOXNrMA1BxSHXaYSHLWLI4b2gI32D-fLNSPjdQ6d8FD_OjaxmxxyzfE5-A_VGPrV826Q4A/s1600/scribd+kode3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-HLiF4k_ONURGmdWlW7eYxwYXV8J-HKhrEFtxTsRvyH5hjk3ZBjvgWVD815uLb7SzKLEOrpJOXNrMA1BxSHXaYSHLWLI4b2gI32D-fLNSPjdQ6d8FD_OjaxmxxyzfE5-A_VGPrV826Q4A/s320/scribd+kode3.JPG" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"> </div></div><div class="post-body"><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;">SELAMAT MENCOBA</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">sumber : http://zona-klik.blogspot.com </div></div><br /></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-75047813480817996432010-07-23T18:15:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.814-07:00Cara Menghapus Blog Yang Tidak Penting<div class="fullpost"><span class="fullpost">Berikut cara menghapus blog adalah sebagai berikut :</span></div><div class="fullpost"><span class="fullpost">perhatikan gambar berikut:</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFWEuZ0SsSl3nUVQrnF72aN8PEkusBInC0MR5qCi4Buf3Us89KM7fWQQfQxM364PLpH4xj7Nl_VaaE3dpZlsdebS2m6Lc8UdB4gXKdQg9UiZAHtbLW541trsdhlpmak00_AKOMRMIOrCRU/s1600/Manghapus+blog.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFWEuZ0SsSl3nUVQrnF72aN8PEkusBInC0MR5qCi4Buf3Us89KM7fWQQfQxM364PLpH4xj7Nl_VaaE3dpZlsdebS2m6Lc8UdB4gXKdQg9UiZAHtbLW541trsdhlpmak00_AKOMRMIOrCRU/s1600/Manghapus+blog.jpg" /></a></div><div class="fullpost"><span class="fullpost"><br />1. Buka blog yang mau dihapus<br />2. Klik <span style="font-weight: bold;">Sign In</span><br />3. Klik yang di tengah yaitu tab <span style="font-weight: bold;">Pengaturan</span><br />4. Klik <span style="font-weight: bold;">Dasar</span><br />5. <span style="font-weight: bold;">Alat Blog</span> ----> ada tulisan : <span style="font-weight: bold;">Import Blog-Eksport Blog-Hapus Blog</span><br />6. Klik <span style="font-weight: bold;">Hapus Blog</span><br />7. <span style="color: #3333ff; font-weight: bold;">Selesai</span></span></div><div class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="color: #3333ff; font-weight: bold;"> </span></span></div><div class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="color: #3333ff; font-weight: bold;">Upps hati2 salah hapus! </span></span></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-72577639099382434422010-07-23T18:09:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.825-07:00Membuat Fasilitas Print di Artikel Postingan<div class="fullpost"><div style="text-align: justify;">Sering kita ketemu dengan Ikon Printer dengan perintah atau petunjuk Print Halaman ini dsb. Mau juga buat di Blog kamu????</div><span class="fullpost">Berikut cara membuatnya :<a name='more'></a><br /></span><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Dibawah ini script fasilitas print, silahkan ganti alamat icon(teks yang berwarna <span style="color: red;">merah</span>) dengan alamat milik temen - temen, sedangkan teks yang berwarna <span style="color: #000099;">biru</span> adalah teks yang akan muncul disamping icon print(bisa diganti).</span></div><span class="fullpost"></span></div><span class="fullpost"><blockquote><b><a href="javascript:window.print()"><img 0);="" 0,="" color:="" rgb(255,="" src="<span style=" />http://i396.photobucket.com/albums/pp48/putro16/iconprint.png" alt="print this page" border="0"/> <span style="color: #000099;">Print halaman ini</span></a></b></blockquote>Copy script'a,, lalu km Paste.<br />Terserah,, Paste scriptnya dmn aja bisa. <br /><br /><center><span style="color: red;">Semalam <span style="color: blue;">Mencoba</span> Semoga</span> <span style="color: #000099;">Bermanfaat</span></center></span></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-34538871759899695222010-07-23T17:59:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.835-07:00Membuat Judul Blog BergerakAssalamu'laikum Wr Wb,<br /><br />Sobat, Kamu pasti pengen buat Judul Blog kamu berjalan teksnya di atas. kalau emang mau ikiti ne <br /><br />Caranya :<br /><br /><br /><br />1. Login ke Blogger<br /><br />2. Klik menu <span style="color: red;">Layout</span><br /><br />3. Edit/HTML<br /><br />4. Lalu cari kode script dibawah ini:<br /><br /><a name='more'></a><br /><br /><br /><br /><div style="color: red;"><br /><b><title><data:blog.pageTitle/></title></b></div><br /><span style="color: red;"><title><data:blog.pageTitle/></title></span><br /><br />kalau sudah ketemu,, kamu cek dulu, ada kode script seperti ini juga tidak<br /><br /><br /><br /><div style="color: lime;"><br /><b><span class="fullpost"><b:include data="blog" name="all-head-content"></b:include></span></b></div><br /><span style="color: lime;"><b:include data="blog" name="all-head-content"></b:include></span><br /><br /><br /><br />dibawah kode script ini<br /><br /><br /><br /><div style="color: red;"><br /><b><title><data:blog.pageTitle/></title></b></div><br /><br /><br /><span style="color: red;"><title><data:blog.pageTitle/></title></span><br /><br />kalau ada,, kode script yang ini<br /><br /><div style="color: lime;"><br /><b><span class="fullpost"><b:include data="blog" name="all-head-content"></b:include></span></b></div><br /><br /><br /><span style="color: lime;"><b:include data="blog" name="all-head-content"></b:include></span><br /><br />kamu hapus juga,, terus Ganti kode script diatas dengan Kode script dibawah ini :<br /><br /><br /><br /><br /><br />5. Simpan aja lansung.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><b><span style="color: red;">PENTING Untuk di Perhatikan:</span></b><br /><br />Yang perlu diedit adalah <span style="color: red;">"Tulis Teks Kamu Disini"</span> kamu bisa ganti dengan teks sesuka hatimu tapi jangan lupa dihapu s dulu k'lo g' pengen ganti maka scr otomatis judul blog kamu yang asli yang akan bergerak<br /><br /><br /><br />Nilai angka<span style="color: red;">100</span> ini menunjukkan kecepatan pergerakan kamu juga bisa menggantinya terserah mau berapa semakin tinggi angkanya semakin lambat geraknya.mau lebih cepat rendahkan nilainya misal <span style="color: red;">50</span>.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><div style="color: blue; text-align: center;"><br /><b>Selamat Mencoba</b></div><br />TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-4683753341421360202010-07-23T16:55:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.845-07:00Cara Membuat Agar Blog Kita Tidak Bisa di Block / Copy Paste<div class="fullpost"><h3 class="post-title entry-title"><a href="http://www.ichalcyutebeud.co.cc/2010/01/cara-membuat-agar-blog-kita-tidak-bisa.html"></a></h3><div class="post-body entry-content"><div style="text-align: justify;"><style>.fullpost{display:inline;}</style></div><div style="text-align: justify;">Cara seperti ini kalau memang semua isi blog anda tidak ingin karya anda di CoPas orang lain,.</div>Silahkan ikuti langkah-langkahnya :<br /><span class="fullpost"><br />1. Masuk ke <span style="font-weight: bold;">Dasbor</span><br />2. Klik tab <span style="font-weight: bold;">Tata Letak</span><br />3. Klik tab <span style="font-weight: bold;">Edit HTML</span><br />4. Beri tanda <span style="font-weight: bold;">centang</span> pada kotak kecil <input type="checkbox" /> <span style="font-weight: bold;">Expand Template Widget</span><br />5. Silahkan cari di dalam template anda kode <span style="color: red;"></span><br />6. Kalau sudah ketemu, anda Copy Pastekan script yang ada dibawah ini "Persis setelah kode <span style="color: red;"></span>".<br /><br /><blockquote style="color: red;"><script type="text/javascript"><br>if (typeof document.onselectstart!="undefined") {<br>document.onselectstart=new Function ("return false");<br>}<br>else{<br>document.onmousedown=new Function ("return false");<br>document.onmouseup=new Function ("return true");<br>}<br></script></blockquote><br />7. Klik <span style="font-weight: bold;">Simpan</span> Template<br />8<b>. </b><span style="font-weight: bold;"><b>Selesai Lihat blog anda kembali</b></span></span></div></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-43436525422673835972010-07-23T16:39:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.867-07:00Membuat label Berjalan ( Marquee ) di Atas Footer<div class="post-body entry-content"><style>.fullpost{display:inline;}</style>Langsung saja cara membuatnya :<br />1. <strong>Login</strong> to <strong>Blogger</strong> kemudian pilih "<strong>Layout</strong>"<br />2. Klik pada "<strong>Page Element</strong>" trus pilih "<strong>Add a Gadget</strong> --> <strong>Pilih Label</strong>" (Tempatnya terserah kamu).<br />3. Kemudian Pilih --> <strong>Tata Letak</strong> --> <strong>Edit Html</strong>.<br />4. Cari kode <strong><span style="color: red;">]]></span></strong> dan paste <strong>Css</strong> di bawah ini <span style="color: #3333ff;">diatas</span> kode <strong><span style="color: red;">]]></span></strong>.<br /><a name='more'></a><br /><br /><span class="fullpost"><blockquote>#Label-marquee {<br />float: left;<br />width: 100%;<br />heiht:25px;<br />font: Arial;<br />color: #000000;<br />background: #282522;<br />border: 1px solid #cccccc;<br />}</blockquote><br /><br />5. Kemudian cari <strong></strong><div id="footer-wrapper"><strong></strong> dan pastekan lagi kode di bawah ini :<br /><br /><blockquote><div id="Label-marquee "><br /><h1><br />id='Label-teks'><marquee align="center" direction="laft"><br />height='25' onmouseout='this.start()' onmouseover='this.stop()' scrollamount='2'<br />width='100%'><br /><a href=""><br />expr:href='data:blog.homepageUrl'><b><span style="color: red;">Nama Blog Kamu</span></b></a><br /><a href="http://draft.blogger.com/%3Cspan%20style=%22color:%20rgb(255,%200,%200);%22%3Ehttp://URL%20label%3C/span%3E"> Categories 1 </a><br /><a href="http://draft.blogger.com/%3Cspan%20style=%22color:%20rgb(255,%200,%200);%22%3Ehttp://URL%20label%3C/span%3E">Categories 2</a><br /><a href="http://draft.blogger.com/%3Cspan%20style=%22color:%20rgb(255,%200,%200);%22%3Ehttp://URL%20label%3C/span%3E">Categories 3 </a><br /><a href="http://draft.blogger.com/%3Cspan%20style=%22color:%20rgb(255,%200,%200);%22%3Ehttp://URL%20label%3C/span%3E">Categories 4 </a><br /><a href="http://draft.blogger.com/%3Cspan%20style=%22color:%20rgb(255,%200,%200);%22%3Ehttp://URL%20label%3C/span%3E">Categories 5</a></marquee></h1></div></blockquote><br /><br />Ganti tulisan yang berwarna <strong>merah</strong> dengan nama blog kamu / sesuai URL label kamu.<br />6. <strong>Simpan Template</strong> dan <strong>Selesai</strong><br /><br /><center>Selamat mencoba dan mempraktekkanya jika Anda berminat.</center></div></span></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-81481224989696590792010-07-22T10:25:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.890-07:00Cara Memasang Video You Tube di BlogKita pasti kenal situs pencari video <a href="http://www.youtube.com/">YouTube.com</a>. Tapi, bagaimana caranya supaya bisa memasangnya di blog? Caranya cukup sederhana dan mudah bagi kita. Caranya sebagai berikut :<br /><ol><li>Kunjungi situs <a href="http://www.youtube.com/">YouTube.com</a>.</li><li>Cari video dengan kata kunci yang anda inginkan.<a name='more'></a></li></ol><br /><div class="codeview"><span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="color: red;"></span></span></span><br /><center><br /><form id="hcc" name="hcc"><span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="color: red;"><br style="color: red;" /></span></span></span><br /><span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="color: red;"><span style="color: red;"> </span></span></span></span><br /><table align="center" border="1" bordercolor="#cccccc" cellpadding="0" cellspacing="0" style="border-collapse: collapse;"><tbody><tr><td><table align="center" border="0" cellpadding="0" cellspacing="1" style="width: 375px;"><tbody><tr height="24"><td bgcolor="#190707" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#2a0a0a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#3b0b0b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#610b0b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#8a0808" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#b40404" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#df0101" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#ff0000" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fe2e2e" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fa5858" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f78181" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f5a9a9" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f6cece" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f8e0e0" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fbefef" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#191007" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#2a1b0a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#3b240b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#61380b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#8a4b08" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#b45f04" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#df7401" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#ff8000" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fe9a2e" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#faac58" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f7be81" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f5d0a9" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f6e3ce" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f8ece0" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fbf5ef" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#181907" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#292a0a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#393b0b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#5e610b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#868a08" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#aeb404" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#d7df01" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#ffff00" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f7fe2e" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f4fa58" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f3f781" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f2f5a9" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f5f6ce" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f7f8e0" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fbfbef" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#101907" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#1b2a0a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#243b0b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#38610b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#4b8a08" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#5fb404" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#74df00" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#80ff00" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#9afe2e" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#acfa58" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#bef781" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#d0f5a9" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#e3f6ce" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#ecf8e0" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f5fbef" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#071907" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0a2a0a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b3b0b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b610b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#088a08" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#04b404" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#01df01" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#00ff00" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#2efe2e" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#58fa58" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#81f781" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#a9f5a9" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#cef6ce" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#e0f8e0" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#effbef" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#071910" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0a2a1b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b3b24" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b6138" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#088a4b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#04b45f" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#01df74" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#00ff80" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#2efe9a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#58faac" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#81f7be" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#a9f5d0" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#cef6e3" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#e0f8ec" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#effbf5" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#071918" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0a2a29" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b3b39" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b615e" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#088a85" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#04b4ae" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#01dfd7" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#00ffff" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#2efef7" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#58faf4" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#81f7f3" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#a9f5f2" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#cef6f5" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#e0f8f7" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#effbfb" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#071019" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0a1b2a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b243b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b3861" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#084b8a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#045fb4" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0174df" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0080ff" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#2e9afe" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#58acfa" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#81bef7" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#a9d0f5" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#cee3f6" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#e0ecf8" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#eff5fb" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#070719" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0a0a2a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b0b3b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b0b61" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#08088a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0404b4" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0101df" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0000ff" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#2e2efe" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#5858fa" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#8181f7" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#a9a9f5" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#cecef6" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#e0e0f8" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#efeffb" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#100719" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#1b0a2a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#240b3b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#380b61" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#4b088a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#5f04b4" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#7401df" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#8000ff" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#9a2efe" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#ac58fa" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#be81f7" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#d0a9f5" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#e3cef6" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#ece0f8" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f5effb" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"> <td bgcolor="#190718" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#2a0a29" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#3b0b39" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#610b5e" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#8a0886" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#b404ae" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#df01d7" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#ff00ff" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fe2ef7" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fa58f4" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f781f3" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f5a9f2" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f6cef5" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f8e0f7" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fbeffb" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#190710" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#2a0a1b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#3b0b24" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#610b38" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#8a084b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#b4045f" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#df0174" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#ff0080" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fe2e9a" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fa58ac" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f781be" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f5a9d0" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f6cee3" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f8e0ec" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#fbeff5" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="10"><td><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr><tr height="24"><td bgcolor="#000000" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#0b0b0b" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#151515" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#1c1c1c" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#2e2e2e" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#424242" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#585858" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#6e6e6e" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#848484" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#a4a4a4" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#bdbdbd" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#d8d8d8" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#e6e6e6" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#f2f2f2" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td bgcolor="#ffffff" onclick="Barva(this.bgColor)"><br /><span style="color: red;"> </span></td></tr></tbody></table></td></tr></tbody></table><span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="color: red;"><span style="color: red;"></span></span></span></span><br /><span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="color: red;"><span style="color: red;"> </span></span></span></span><br /><table align="center" border="0" cellpadding="0" cellspacing="2"><tbody><tr height="24"><td height="24" id="vzorec" width="24"><br /><span style="color: red;"> </span></td><td valign="bottom">Kode warna yang terpilih : <input id="barva" maxlength="7" name="barva" size="9" style="font-family: Verdana; font-size: 12px; font-weight: bold; height: 16px; width: 74px;" type="text" /></td></tr></tbody></table><span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="color: red;"><span style="color: red;"></span></span></span></span><br /><span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="color: red;"><span style="color: red;"> </span><a href="http://hadi-99.blogspot.com/" target="new">Get it</a></span></span></span></form></center><span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="color: red;"></span></span></span></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-23242387831902204612010-07-21T22:59:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.916-07:00Pengertian Budaya Organisasi<div style="text-align: justify;">1. Perspektif Budaya Organisasi <br /><br /><i><b>DEWASA</b></i> ini istilah budaya tidak hanya jadi trend dan mempesonakan, tetapi juga dipandang membantu kebanyakan orang dalam membuat perbandingan antara aspek-aspek simbolik suatu budaya dan aspek-aspek simbolik sebuah organisasi. Menurut Suryadi (2003:109) munculnya perhatian yang tinggi terhadap konsep budaya organisasi (organizational culture) tampaknya dilatarbelakangi oleh perasaan kecewa para ahli terhadap teori-teori rasional (objektif) dalam meramalkan perilaku. Teori-teori tersebut dipandang hanya menjelaskan kulit luar organisasi tetapi tidak menyinggung jiwa organisasi (aspek simbolik di dalam organisasi). Reaksi terhadap teori-teori rasional tradisional akhirnya mendorong suatu perubahan ke arah konsep budaya. Namun demikian, pendekatan kebudayaan tidak dipandang sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi objectivistic, positivistic, dan functionalistic dalam teori organisasi dan manajemen. Kehadirannya semata-mata sebagai pelengkap (salah satu variabel) dalam rangka memprediksi dan pengendalian organisasi disamping pendekatan yang ada selama ini.<a name='more'></a> <br /><br />Pace dan Faules, (1994:91) menjelaskan, dalam diskursus teori-teori ilmu sosial, fenomena budaya dapat ditelaah dalam perspektif objektif maupun subjektif. Asumsi sederhananya adalah bahwa manusia mengalami keberadaan objek-objek yang bersifat fisik yang membentuk realitas, namun diyakini juga bahwa manusia menciptakan pengalaman yang dimilikinya bersama orang lain dan objek-objek. Jika ditelaah dalam perspektif objektif, kebudayaan sebagai realitas sosial dipandang sebagai suatu komponen dari sistem sosial, dimana kedua-duanya terintegrasi ke dalam suatu sistem “sosio-budaya” . Perspektif ini melahirkan kebudayaan sebagai suatu yang bersifat fisik dan konkret yang melekat pada sistem sosial masyarakat sebagai sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti dalam sistem sosial. Sebaliknya jika ditelaah dari perspektif subjektif, kebudayaan tersusun atas teori-teori dunia para anggotanya, yakni makna, lambang dan nilai-nilai yang dimiliki bersama. Dunia kebudayaan dan dunia sosial dilihat sebagai sesuatu yang berbeda tetapi berinterelasi. Artinya dimensi kebudayaan suatu masyarakat dapat berkembang secara tidak serasi dengan dimensi struktur dan proses formalnya. Inti kajiannya terpusat pada upaya mengungkap sifat simbolik dari struktur dan peristiwa dalam masyarakat. Yang dicari adalah makna yang bersifat mendalam dari peristiwa, tindakan, dan segala sesuatu yang menjadi latar belakang disamping yang bersifat instrumental. <br /><br />Adanya dikotomi perspektif budaya sebagaimana diuraikan di atas, menurut Alvesson dan Berg (1988) yang dikutip Poespadibrata (1993:160), seringkali menimbulkan kerancuan dalam studi dan pembahasan tentang budaya organisasional. Karena itu, dalam konteks penelitian pemahaman terhadap pendekatan atau teori mana yang akan digunakan menjadi penting. Mengingat, bagaimana budaya organisasi dikonsepsikan akan berpengaruh kepada bagaimana budaya organisasi didefinisikan. <br /><br />Menurut Sackman (1991:90) terdapat tiga perspektif utama dalam memandang budaya organisasi, yaitu 1) perspektif holistik, 2) perspektif variabel, dan 3) perspektif kognitif. Perspektif holistik memandang budaya sebagai cara-cara terpola mengenai berpikir, menggunakan perasaan dan bereaksi. Perspektif variabel penekanannya pada pengekpresian budaya. Sedangkan perspektif kognitif memberi penekanan kepada keyakinan, nilai-nilai, dan norma-norma, pengetahuan yang diorganisasikan yang ada dalam pikiran orang-orang untuk memahami realitas. Dalam perspektif kognitif ini, esensi budaya adalah konstruksi bersama mengenai realitas sosial. <br /><br />Menurut Suryadi (2003:112), ada tiga implikasi penting yang dapat ditangkap dari pendekatan budaya terhadap teori-teori organisasi dan manajemen. Pertama, munculnya paradigma baru dalam memandang fungsi-fungsi manajemen, khususnya yang berkaitan dengan fungsi kepemimpinan (manajer). Dimana, kepemimpinan harus dipahami sebagai orang yang mendefinisikan makna dan menciptakan pandangan tentang realitas organisasi melalui pengikutsertaan anggota organisasi dalam pemberian makna tersebut pada kegiatan organisasi. Karena itu, seyogianya pemimpin yang baik itu tidak hanya menciptakan profit bagi organisasi, tetapi menciptakan pula makna bagi para anggota organisasi. Sayang sekali para manajer sering lupa untuk menggandengkan kedua-duanya dalam porsi yang seimbang. Kedua, berkaitan dengan pertanyaan heuristik mengenai apa yang dapat dipelajari tentang organisasi melalui pendekatan budaya yang luput dari perhatian teori-teori tradisional (objektif) tentang organisasi dan manajemen. Ketiga berkaitan dengan pertanyaan pragmatis tentang fungsi budaya yang diperkirakan dapat memberikan sumbangan positif terhadap kehidupan organisasi. Karena itu, sejauhmana nilai guna dan sumbangan pendekatan budaya dalam memahami kehidupan organisasi masih perlu diuji secara empirik. Kenyataannya di Indonesia pada umumnya menunjukkan bahwa berbagai perubahan untuk menciptakan strategi bisnis baru sesuai dengan tuntutan perubahan, apabila sudah menyentuh dimensi sistem nilai, asumsi dasar, kepercayaan, dan konsepsi, seringkali sistem nilai, asumsi, kepercayaan, dan konsepsi lama masih dominan. <br /><br />2. Pengertian Budaya Organisasi <br /><br />Menurut Robbins (2001:525), budaya organisasi merupakan sistem makna bersama terhadap nilai-nilai primer yang dianut bersama dan dihargai organisasi, yang berfungsi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, menciptakan rasa identitas bagi para anggota organisasi, mempermudah timbulnya komitmen kolektif terhadap organisasi, meningkatkan kemantapan sistem sosial, serta menciptakan mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu membentuk sikap dan perilaku para anggota organisasi. Deal dan Kennedy sebagaimana dikutip Robbins (2001:479) menjelaskan budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang didukung organisasi. <br /><br />Gibson et.al. (1996:77) merumuskan: “kultur organisasi mengandung bauran nilai-nilai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, kekhasan dan pola perilaku”. Kreitner dan Kinicki (2003:68-75) memberi batasan budaya organisasi sebagai nilai dan keyakinan bersama yang mendasari identitas organisasi yang berfungsi sebagai pemberi rasa identitas kepada anggota, mempromosikan komitmen kolektif, meningkatkan stabilitas sistem sosial, serta mengendalikan perilaku para anggota. Luthans (1998:213) mengemukakan, budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya. Sharplin (1995:225) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan, dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. Stoner et.al (1996:246) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu cognitive framework yang meliputi sikap, nilai-nilai, norma perilaku dan harapan-harapan yang disumbangkan oleh anggota organisasi. Davis (1984:198) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai (values) organisasi yang dipahami, dijiwai dan dipraktekkan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar aturan berperilaku dalam organisasi. Schein (1992:221) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalahnya yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut. Menurut Noe dan Mondy (1993:235), budaya organisasi adalah sistem dari shared values, keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk mendapatkan norma-norma perilaku. Budaya organisasi juga mencakup nilai-nilai dan standar-standar yang mengarahkan perilaku pelaku organisasi dan menentukan arah organisasi secara keseluruhan. <br /><br />Berdasarkan uraian di atas, meskipun konsep budaya organisasi memunculkan perspektif yang beragam, terdapat kesepakatan di antara para ahli budaya dalam hal mendefinisikan budaya organisasi. Intinya bahwa budaya organisasi berkaitan dengan sistem makna bersama yang diyakini oleh anggota organisasi (refers to a system of shared meaning held by members). <br /><br />3. Karakteristik Budaya Organisasi <br /><br />Budaya organisasi memiliki sejumlah karakteristik. Susanto (1997:17) mengemukakan 10 karakteristik budaya organisasi, yaitu (1) Inisiatif individu. Yaitu seberapa jauh inisiatif seseorang dikehendaki dalam perusahaan. Hal ini meliputi tanggung jawab, kebebasan dan independensi dari masing-masing anggota organisasi, dalam artian seberapa besar seseorang diberi wewenang dalam melaksanakan tugasnya, seberapa berat tanggung jawab yang harus dipikul sesuai dengan kewenangannya dan seberapa luas kebebasan mengambil keputusan. (2) Toleransi terhadap resiko. Menggambarkan seberapa jauh sumber daya manusia didorong untuk lebih agresif, inovatif dan mau menghadapi resiko dalam pekerjaannya. (3) Pengarahan. Berkenaan dengan kejelasan sebuah organisasi dalam menentukan objek dan harapan terhadap sumber daya manusia terhadap hasil kerjanya. Harapan tersebut dapat dituangkan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan waktu. (4) Integrasi, yaitu seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama yang ditekankan dalam melaksanakan tugas dari masing-masing unit di dalam suatu organisasi dengan koordinasi yang baik. (5) Dukungan manajemen, dalam hal ini seberapa jauh para manajer memberikan komunikasi yang jelas, bantuan, dan dukungan terhadap bawahannya dalam melaksanakan tugasnya. (6) Pengawasan, meliputi peraturan-peraturan dan supervisi langsung yang digunakan untuk melihat secara keseluruhan dari perilaku karyawan. (7) Identitas, menggambarkan pemahaman anggota organisasi yang loyal kepada organisasi secara penuh dan seberapa jauh loyalitas karyawan tersebut terhadap organisasi. (8) Sistem penghargaan pun akan dilihat dalam budaya organisasi, dalam arti pengalokasian “reward” (kenaikan gaji, promosi) berdasarkan kriteria hasil kerja karyawan yang telah ditentukan. (9) Toleransi terhadap konflik, menggambarkan sejauhmana usaha untuk mendorong karyawan agar bersikap kritis terhadap konflik yang terjadi. (10) Pola komunikasi, yang terbatas pada hierarki formal dari setiap perusahaan. <br /><br />Luthans (1998:223) mengidentifikasi ada enam karakteristik penting. Pertama, observed behavioral regularities, yaitu apabila para partisipan organisasi saling berinteraksi satu dengan yang lain, maka mereka akan menggunakan bahasa, terminologi dan ritual-ritual yang sama yang berhubungan dengan rasa hormat dan cara bertindak. Kedua, norms, yaitu standar-standar perilaku yang ada, mencakup pedoman tentang berapa banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan dan perbuatan-perbuatan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ketiga, dominant values, yaitu ada sejumlah values utama yang organisasi anjurkan dan mengharapkan kepada para anggota organisasi untuk menyumbangkannya, misalnya kualitas produk yang tinggi, absensi yang rendah dan efisiensi yang tinggi. Keempat, philosophy, yaitu ada sejumlah kebijakan yang menyatakan keyakinan organisasi tentang bagaimana para karyawan dan atau para pelanggan diperlakukan. Kelima, rules, yaitu ada sejumlah pedoman yang pasti yang berhubungan dengan kemajuan atau cara berhubungan dengan kemajuan atau cara berhubungan yang baik dalam organisasi. Para karyawan baru (newcomers) harus mempelajari “ikatan” atau rules yang telah ada sehingga mereka dapat diterima sebagai full-fled get anggota kelompok. Keenam, organizational climate, yaitu ada suatu “feeling” yang menyeluruh yang dibawa oleh physical layout, cara para anggota organisasi berinteraksi, dan cara para anggota organisasi memperlakukan dirinya menghadapi pihak pelanggan dan pihak luar lainnya. Menurut Luthans, keenam karakteristik tersebut tidak dimaksudkan menjadi all-inclusive. <br /><br />Hofstede (1991:143) menyatakan bahwa budaya organisasi secara mendasar memiliki sifat-sifat berikut: (1) holistic (menyeluruh dan menjangkau dimensi waktu yang panjang), (2) historically determined (ditentukan atau mencerminkan catatan historis perusahaan), (3) berhubungan dengan sesuatu yang bersifat ritual dan simbolik, (4) dihasilkan dan dipertahankan oleh kelompok-kelompok yang bersama-sama membentuk organisasi (socially constructed), (5) halus (soft) dan (6) sukar berubah. <br /><br />Riset paling mutakhir dari Robbins (2001:510-511) mengemukakan ada tujuh karakteristik primer yang secara bersama-sama menangkap hakikat budaya suatu organisasi apapun bentuk organisasinya. Ketujuh karakteristik tersebut, yaitu : <br /><br />(1) Innovation and risk taking. The degree to which employees are encouraged to be innovative and take risk. (2) Attention to detail. The degree to which employees are expected to exhibit precision, analysis, and attention to detail. (3) Outcome orientation. The degree to which management focuses on results or out comes rather than on the techniques and processes used to achieve the outcomes. (4) People orientation. The degree to which management decisions take into consideration the effect of outcomes on people within the organization. (5) Team orientation. The degree to which work activities are organized around teams rather than individuals. (6) Aggressiveness. The degree to which work people are aggressive and competitive rather than easygoing.(7) Stability. The degree to which organizational activities emphasize maintaining the status quo in contrast to growth. <br /><br />Masing-masing karakteristik tersebut, berlangsung pada suatu kontinum dari rendah ke tinggi. Karena itu, dengan menilai organisasi berdasarkan tujuh karakteristik tersebut, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya suatu organisasi. Gambaran tersebut menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama para anggota mengenai organisasi, bagaimana urusan diselesaikan, dan cara anggota diharapkan berperilaku <br /><br />Semua karakteristik budaya organisasi sebagaimana dikemukakan di atas tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, artinya unsur-unsur tersebut mencerminkan budaya yang berlaku dalam suatu jenis organisasi, baik yang berorientasi pada pelayanan jasa atau organisasi yang menghasilkan produk barang. <br /><br />4. Tipe Budaya Organisasi <br /><br />Kotter dan Heskett (1992:15-49), berdasarkan hasil serangkaian penelitian yang dilakukannya, mengemukakan tiga tipe budaya organisasi, yaitu budaya kuat dan budaya lemah, budaya yang secara strategis cocok, dan budaya yang adaptif dan tidak adaptif. <br /><br />Budaya kuat dan budaya lemah. Kotter dan Heskett (1992:16) menyatakan bahwa nilai-nilai, norma-norma dan asumsi-asumsi yang terinternalisasi dan dipegang teguh oleh para anggota organisasi dapat melahirkan perasaan tenang, committed, loyalitas, memacu kerja lebih keras, kohesivitas, keseragaman sasaran (goal alignment), dan mengendalikan perilaku anggota organisasi, serta produktivitas. Logika tentang cara kekuatan budaya berhubungan dengan kinerja meliputi tiga gagasan, yaitu 1) penyatuan tujuan. Dalam organisasi dengan budaya yang kuat, pegawai cenderung melakukan tindakan ke arah yang sama. 2) menciptakan motivasi, komitmen, dan loyalitas luar biasa dalam diri pegawai, dan 3) memberikan struktur dan kontrol yang dibutuhkan tanpa harus bersandar pada birokrasi formal yang dapat menekan tumbuhnya motivasi dan inovasi. <br /><br />Budaya yang secara strategis cocok. Kotter dan Heskett (1992:22) menjelaskan pentingnya kandungan budaya yang cocok dan serasi dengan kondisi objektif perusahaan dimana perusahaan itu berada. Artinya, suatu budaya dikatakan baik apabila serasi dan selaras dengan konteks bisnis dalam karakteristik lingkungan industrinya, dan segmen industrinya yang dispesifikasikan oleh strategi perusahaan atau strategi bisnisnya. Semakin besar kecocokan dengan lingkungan, maka semakin baik kinerjanya, sebaliknya semakin kurang kecocokannya dengan lingkungan, maka semakin jelek kinerjanya. Dengan demikian, tidak ada kriteria umum untuk menyatakan seperti apa hakikat budaya yang baik dan bersifat satu ukuran untuk semua, dan berfungsi baik dalam organisasi apapun. <br /><br />Kritik terhadap tipe budaya organisasi ini adalah bahwa lingkungan organisasi tidak pernah stabil, melainkan selalu berubah, sehingga budaya yang dianggap cocok pada kurun waktu tertentu, mungkin tidak akan cocok di waktu yang lain. Implikasinya budaya organisasi harus selalu mengadaptasikan dirinya dengan tuntutan perubahan dari lingkungan. Karena itulah, Kotter dan Heskett mengajukan tipe budaya adaptif dan tidak adaptif. <br /><br />Budaya yang adaptif dan tidak adaptif. Kotter dan Heskett (1992:33) menjelaskan bahwa hanya budaya yang dapat membantu organisasi mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan (adaptif), yang diasosiasikan dengan kinerja tinggi dalam periode waktu yang panjang. Teori ini mengarahkan budaya organisasi untuk senantiasa bersikap adaptif dan inovatif sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi. Makna terpenting dari hasil penelitian pada teori ketiga ini adalah bahwa perusahaan yang budayanya adaptif secara ideal para manajer pada seluruh tingkatan organisasinya menampakkan kepemimpinan yang mempelopori perubahan dalam strategi dan taktik kapan saja diperlukan untuk memuaskan kepentingan para pemegang saham, pelanggan, dan para pegawainya. Sedangkan perusahaan yang budayanya tidak adaptif para manajer pada seluruh tingkatan organisasinya cenderung berperilaku secara hati-hati dan politis untuk melindungi atau memajukan diri sendiri, produknya, atau kelompoknya. Perbedaan budaya adaptif dan tidak adaptif dapat dilihat pada tabel berikut ini. <br /><br />Tabel 1<br /> Budaya Organisasi yang Adaptif dan Tidak Adaptif <br /> <br /><br />Budaya Adaptif <br /><br />Budaya Tidak Adaptif <br /> <br /><br />Nilai Inti <br /><br />Kebanyakan manajer sangat peduli akan pelanggan, pemegang saham, dan pegawainya. Mereka juga sangat menghargai orang dan proses yang dapat menciptakan perubahan yang bermanfaat (misalnya kepemimpinan ke atas dan ke bawah pada hirarki manajemen) <br /><br />Kebanyakan manajer memperdulikan terutama diri mereka sendiri, kelompok kerja terdekat mereka, atau beberapa produk (teknologi) yang berhubungan dengan kelompok kerja tersebut. Mereka menilai proses manajemen yang teratur dan kurang resikonya jauh lebih tinggi daripada inisiatif kepemimpinan <br /> <br /><br />Perilaku Umum <br /><br />Manajer memberi perhatian yang cermat terhadap semua konstituensi mereka, khususnya pelanggan, memprakarsai perubahan bila dibutuhkan untuk melayani kepentingan mereka yang sah, bahkan walaupun menuntut pengambilan beberapa resiko. <br /><br />Para manajer cenderung berperilaku agak picik, politis, dan birokratis. Akibatnya, mereka tidak cepat mengubah strategi mereka untuk menyesuaikan diri dengan atau mengambil keuntungan dari perubahan-perubahan dalam lingkungan bisnis mereka. <br /> <br /><br />Sumber: Kotter, John P., James L. Heskett, (1992), Corporate Culture and Performance, The Free Press, New York. <br /><br />Secara umum gambaran karakteristik budaya adaptif tercermin dari kualitas seperti kepemimpinan, kewiraswastaan, penanggung resiko yang bijaksana, pembahasan yang jujur, fleksibel, proaktif terhadap kehidupan organisasi dan kehidupan individu, para anggota organisasi aktif mendukung usaha satu sama lain untuk mengidentifikasi semua masalah dan mengimplementasikan pemecahan masalah yang dapat berfungsi, rasa percaya diri (confidence) yang dimiliki bersama, tanpa rasa bimbang, bahwa mereka dapat menata olah secara efektif masalah baru dan peluang apa saja yang akan mereka temui, kegairahan yang menyebar luas, semangat dalam mencapai keberhasilan organisasi, serta para anggota organisasi reseptif terhadap perubahan dan inovasi. <br /><br />Sebagaimana halnya tipe budaya organisasi sebelumnya, tipe budaya organisasi ketigapun masih memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan yang menonjol dari teori budaya adaptif adalah bahwa perubahan budaya dapat mendorong anggota organisasi (pemimpin) untuk mengubah sesuatu ke arah yang salah. <br /><br />Noe dan Mondy (1996:237) membedakan tipe budaya organisasi dalam dua kelompok, yaitu: 1) open and participative culture, dan 2) closed and autocratic culture. Open and participative culture ditandai oleh adanya kepercayaan terhadap bawahan, komunikasi yang terbuka, kepemimpinan yang suportif dan penuh perhatian, penyelesaian masalah secara kelompok, adanya otonomi pekerja, sharing informasi dan pencapaian tujuan yang outputnya tinggi. Closed and autocratic culture ditandai oleh pencapaian tujuan output yang tinggi, namun pencapaian tersebut mungkin lebih dinyatakan dan dipaksakan pada organisasi dengan para pemimpin yang otokrasi dan kuat. Semakin besar rigiditas dalam budaya ini, yang merupakan hasil kepatuhan yang ketat terhadap suatu mata rantai komando formal, semakin sempit pula rentang manajemen dan akuntabilitas individual. Selain itu, karakteristik ini lebih menekankan pada individual daripada teamwork. <br /><br />Handy dalam Suryadi (2003:126) mengembangkan tipe budaya organisasi berdasarkan tingkat formalisasi dan sentralisasi. Atas dasar konfigurasinya itu, budaya organisasi dikelompokkan menjadi empat tipe, yaitu: 1) formalisasi tinggi, sentralisasi tinggi, 2) formalisasi rendah, sentralisasi tinggi, 3) formalisasi tinggi, sentralisasi rendah, 4) formalisasi rendah, sentralisasi rendah. <br /><br />Formalisasi tinggi, sentralisasi tinggi. Budaya tipe ini adalah budaya birokrasi dimana semua pekerjaan sudah diatur secara sistematis melalui berbagai macam prosedur, kalau perlu dengan time and motion study yang cermat. Dengan demikian porsi pekerjaan anggota organisasi sudah ditetapkan dan bersifat rutin. Formalisasi rendah, sentralisasi tinggi. Budaya seperti ini, tidak banyak terdapat peraturan atau prosedur. Kekuasaan tertinggi berada di tangan satu orang atau sebuah kelompok kecil yang memberi komando dari pusat, seperti seekor laba-laba yang berada di tengah jaringnya. Formalisasi tinggi, sentralisasi rendah. Budaya ini terdapat pada kelompok-kelompok kerja interdisipliner yang diorganisir berdasarkan suatu tugas atau proyek. Budaya seperti ini, cara kerja para anggota sangat independen tetapi mereka terikat oleh berbagai prosedur yang ketat. Formalisasi rendah, sentralisasi rendah. Budaya tipe ini sangat decentralized dan informal. Para anggota organisasi mempunyai tujuan atau kepentingan yang sama tetapi masih menikmati kebebasan individu yang tinggi. Budaya organisasi ini ditandai oleh bergabungnya para ahli yang berdiri sendiri untuk bekerjasama berdasarkan kesamaan minat dan kesenangan, seperti konsultan. <br /><br />Deal dan Kennedy (1982:330) mengemukakan empat jenis budaya perusahaan. (1) Macho culture. Perusahaan menganut budaya ini, anggotanya harus berani mengambil risiko yang tinggi dan akan segera menerima umpan dari manajemen mengenai tindakannya. Tampaknya budaya ini menimbulkan persaingan internal dan menganggap konflik internal sesuatu yang wajar. (2) Work hard – play hard. Budaya perusahaan ini ditandai oleh risiko rendah dan umpan balik yang cepat namun budaya ini menekankan pada “keriangan” dalam bekerja serta lebih berorientasi pada masa kini. (3) Bet – your – company. Budaya ini cenderung dianut perusahaan yang berada pada risiko tinggi namun umpan balik terhadap pekerjaan biasanya relatif sama. Perusahaan minyak merupakan salah satu contoh organisasi yang mungkin cocok dengan budaya ini. Budaya ini menghargai kewenangan, kompetensi teknis, kerja sama dan tahan stress. (4) Process culture. budaya ini tercermin pada risiko rendah dan umpan balik lambat. Nilai-nilai yang dianut adalah protektif, dan keberhati-hatian. Perusahaan asuransi banyak menganut budaya ini. <br /><br />Harrison (1972) dalam Poespadibrata (1983:222) membedakan empat orientasi budaya organisasi yang terpisah dan bertentangan satu sama lain, yaitu (1) orientasi kekuasaan (power orientation), (2) orientasi peran (role orientation), (3) orientasi tugas (task orientation), dan (4) orientasi person (person orientation). <br /><br />Orientasi kekuasaan. Budaya ini menekankan kepada bagaimana lingkungan eksternal dikuasai dan ditundukkan dan dicirikan oleh norma-norma: bersaing untuk menjaga wilayah kekuasaannya, berusaha memperluas kekuasaannya dengan merugikan orang lain, membeli dan menjual organisasi dan atau orang seperti barang komoditi, tidak memperdulikan nilai-nilai kemanusiaan dan kesejahteraan anggota, hukum rimba masih berlaku, mengejar keuntungan pribadi diantara para eksekutif organisasi. <br /><br />Budaya organisasi yang berorientasi kekuasaan memiliki beberapa kelemahan. Pertama, tidak adaptif terhadap lingkungan yang perubahannya sangat dinamis dan menuntut respons yang fleksibel. Hal ini antara lain disebabkan oleh keputusan yang diambil pada tingkat top manajemen harus disalurkan melalui hirarki organisasi untuk menjaring informasi yang “tidak sesuai”. Proses penyaringan informasi itu, biasanya akan memperlambat respons organisasi pada perubahan lingkungan yang sangat cepat. Dapat juga terjadi “pemutarbalikan” informasi untuk kepentingan pribadi. Kedua, biasanya hanya sejumlah kecil anggota organisasi yang agresiflah yang mendapat kesempatan untuk mengembangkan kariernya ke tingkat yang paling tinggi. Ketiga, tidak memberikan peluang kepada para anggota lainnya untuk mengembangkan dan memanfaatkan kontribusi internal, inisiatif atas dasar pertimbangan anggota itu sendiri. Keempat, pada saat organisasi semakin besar dan kompleks, biasanya pengendalian dari pimpinan tertinggi akan semakin sulit. <br /><br />Di samping memiliki kekurangan, budaya organisasi yang berorientasi kekuasaan juga memiliki beberapa kelebihan. Pertama, struktur dan proses pengambilan keputusan pada organisasi semacam ini, biasanya sangat efektif bagi pemecahan masalah yang menuntut keputusan segera dan berisiko tinggi. Dalam situasi seperti itu, biasanya pula akan muncul pemimpin-pemimpin agresif dan dapat memimpin organisasi dalam lingkungan yang penuh resiko dan persaingan tinggi. Kedua, jika permasalahan yang muncul dapat dipecahkan oleh satu atau sekelompok kecil orang di pucuk pimpinan, maka budaya yang berorientasi kekuasaan akan berjalan lancar. Ketiga, dapat berfungsi efektif bagi para anggota organisasi yang hanya sekedar ingin hidup dan mengutamakan keselamatan. <br /><br />Orientasi peran. Budaya organisasi semacam ini sering disebut juga sebagai budaya birokrasi yang merupakan reaksi terhadap budaya yang berorientasi kekuasaan. Orientasi budaya ini ditandai antara lain oleh persaingan dan konflik diatur atau diganti oleh kesepakatan atau perjanjian; adanya peraturan dan prosedur; hak dan kewajiban diberikan dan ditaati secara cermat; keterikatan yang besar pada hierarki/status/kedudukan diubah menjadi keterikatan pada keabsahan kewenangan dan peraturan; kemantapan dan kehormatan sering dinilai setara dengan kemampuan; respons yang benar cenderung lebih dihargai dari pada respons yang efektif; prosedur untuk perubahan cenderung tidak praktis dan lambat untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Dengan demikian, esensi budaya semacam ini didasarkan kepada keinginan untuk berpikir secara rasional dan setertib mungkin atas dasar hukum, keabsahan, kewenangan, hak, dan kewajiban yang dapat dipertanggungjawabkan. Implikasinya, tidak ada pilihan bagi anggota organisasi, khalayak atau klien ketika berhubungan dengan organisasi semacam ini. Contoh fenomena budaya semacam ini dapat dijumpai pada organisasi-organisasi perbankan, asuransi dan organisasi-organisasi non profit. <br /><br />Terdapat beberapa kelemahan budaya berorientasi peran. Pertama, sebagaimana halnya budaya orientasi kekuasaan, budaya orientasi peran juga dipandang tidak fleksibel dalam mengantisipasi perubahan lingkungan. Alasannya bahwa ketertiban, keteraturan, kemantapan dan keamanan (prosedur) yang merupakan nilai-nilai yang dianut dalam orientasi budaya peran, lebih diandalkan sehingga secara otomatis akan melahirkan peran-peran dan struktur yang kaku dan hubungan birokratis. Akibatnya akan terbentuk stabilitas yang kaku sehingga para pemimpin yang memiliki kekuasaan pun tidak akan berdaya untuk menghasilkan perubahan yang dibutuhkan dengan cepat. Kedua, kurang mampu beradaptasi dalam menghadapi ancaman yang mendadak dan meningkat, akibat terlalu mengandalkan prosedur operasional yang sudah mapan. Sedangkan kelebihannya adalah pertama, sangat efektif untuk organisasi yang sudah besar dan kompleks. Kedua, memudahkan pimpinan tertinggi untuk melakukan pengendalian secara efektif. Ketiga, memberikan pedoman kerja yang jelas berupa peraturan dan prosedur, yang memberikan kemungkinan terbentuknya integrasi internal tanpa intervensi aktif dari pimpinan tertinggi. <br /><br />Orientasi tugas. Budaya organisasi semacam ini didasarkan kepada asumsi bahwa pencapaian tujuan yang paling tinggi (super ordinate goals) merupakan prioritas utama dan dinilai tinggi. Karena itu, struktur organisasi, fungsi dan kegiatan selalu dinilai berdasarkan signifikansinya terhadap pencapaian tujuan yang gradasinya paling tinggi. Budaya semacam ini antara lain ditandai oleh tidak ada yang boleh menghalangi penyelesaian tugas dalam rangka pencapaian tujuan; mekanisme organisasi (peraturan, struktur, prosedur) yang tidak efektif bagi pemecahan masalah selalu diubah untuk memenuhi kebutuhan akan tugas dan fungsi yang dijalankan; wewenang dianggap sah hanya jika didasarkan pada pengetahuan dan kompetensi yang tepat; tidak ada sifat kompetitif yang melekat pada budaya orientasi tugas; fleksibilitas organisasi sangat tinggi dalam merespon perubahan-perubahan lingkungan; pencapaian tujuan dan kesamaan nilai-nilai yang dianut selalu menjadi acuan dalam setiap proses kerjasama. <br /><br />Budaya semacam ini biasanya akan cocok bila dihadapkan kepada lingkungan yang tidak hanya kompleks dan dinamis tetapi perubahannya sangat cepat. Strategi yang diterapkan biasanya dengan cara membentuk satuan-satuan tugas atau tim-tim kecil yang terdiri atas para ahli yang kompeten dalam bidangnya masing-masing. Satuan tugas atau tim yang dibentuk tidak bersifat permanen melainkan bergantung kepada kebutuhan. Karena itu, ketika satuan tugas sudah selesai menjalankan misinya, biasanya satuan tugas tersebut dibubarkan dan para anggotanya bergabung dengan satuan-satuan tugas yang baru untuk memecahkan masalah-masalah yang baru pula. Persoalan yang dihadapi budaya organisasi berorientasi peran biasanya terlalu mengandalkan komitmen penuh dari para anggota organisasi di semua jenjang organisasi. <br /><br />Kelebihan dari orientasi budaya tugas antara lain, pertama, sangat fleksibel dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan yang kompleks dan cepat. Kedua, menciptakan sistem pengendalian yang lentur, sehingga memudahkan peralihan dengan cepat bila sumber daya yang berbeda diperlukan atas dasar masalah-masalah eksternal. Sedangkan kelemahannya adalah pertama, mengandalkan komitmen penuh dari para anggota organisasi di semua tingkatan, sehingga terkadang memerlukan waktu yang lama untuk merespon suatu perubahan. Kedua, sulit membina kohesi internal, akibat oleh sifat kesementaraan dari satuan-satuan tugas atau tim yang dibentuk. Sementara itu, kohesi internal memerlukan koordinasi kegiatan dan struktur yang berkesinambungan dan stabil. <br /><br />Secara umum budaya yang berorientasi tugas ini akan mudah ditemukan pada organisasi-organisasi kecil, dimana para anggotanya terhimpun karena adanya nilai, tugas, atau tujuan bersama. Sedangkan pada organisasi besar yang berteknologi tinggi biasanya banyak ditemukan pada organisasi-organisasi industri (manufaktur). <br /><br />Orientasi orang. Orientasi budaya ini didasarkan kepada asumsi bahwa organisasi dipandang atau dinilai sebagai sarana bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka yang tak dapat dipenuhi jika dilakukan secara sendiri-sendiri. Karena itu, dapat dikatakan bahwa keberadaannya dibentuk secara khusus untuk orang-orang dengan motif dan kebutuhan akan kemandirian yang mampu mengekspresikan dirinya sendiri. Kebutuhan-kebutuhan pribadi biasanya akan terpenuhi dalam organisasi yang orientasi budayanya pada person. Ciri budaya organisasi yang berorientasi pada person ditandai oleh: kewenangan bila diperlukan dapat diserahkan kepada seseorang selama dinilai cakap dan ahli untuk menjalankan kewenangannya, sebagai gantinya para anggota diharapkan akan saling mempengaruhi lewat keteladanan, sikap saling menolong dan kepedulian; metode musyawarah untuk mufakat lebih disukai dalam pengambilan keputusan: secara umum, para anggota organisasi tidak diharapkan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tujuan dan nilai mereka sendiri; aturan diberlakukan atas dasar kesukaan pribadi dan kebutuhan untuk belajar dan berkembang; beban tugas yang tidak memberikan imbalan dan tak menyenangkan ditanggung bersama. <br /><br />Organisasi yang berorientasi pada budaya semacam ini, pada kenyataannya sangat jarang. Kalaupun ada, biasanya muncul dalam bentuk biro-biro konsultan atau bantuan yang relatif kecil dan biasanya bergerak di bidang arsitektur, hukum, dan sosial. Kelebihan organisasi yang berorientasi person diantaranya: pertama, mampu beradaptasi terhadap dinamika perubahan. Mengingat, struktur pada organisasi budaya seperti ini memiliki struktur yang lentur dan jalur komunikasi serta pengendalian yang pendek. Kedua, para anggota organisasi cenderung mempunyai komitmen dan tingkat kepedulian yang tinggi terhadap organisasi. Sedangkan kelemahannya biasanya kesulitan dalam mengerahkan dan mengarahkan kegiatan para anggotanya secara bersama-sama untuk menghadapi resiko. <br /><br />5. Fungsi Budaya Organisasi <br /><br />Para ahli sepakat bahwa secara pragmatis budaya organisasi memiliki fungsi yang sangat strategis bagi kehidupan organisasi. Kreitner dan Kinicki (2003:72-75) mengemukakan pentingnya budaya organisasi atas dasar empat alasan, yaitu: “(1) give members an organizational identity, (2) facilitate collective commitment, (3) promote social system stability, (4) shape behavior by helping members make sense of their surroundings. <br /><br />Budaya organisasi menurut Noe dan Mondy (1996:145), berfungsi untuk (1) memberikan sense of identity kepada para anggota organisasi untuk memahami visi, misi, serta menjadi bagian integral dari organisasi, (2) menghasilkan dan meningkatkan komitmen terhadap misi organisasi, (3) memberikan arah dan memperkuat standar perilaku untuk mengendalikan pelaku organisasi agar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah disepakati bersama. <br /><br />Siagian (2002:199) memaparkan lima fungsi penting budaya organisasi, yaitu (1) penentu batas-batas berperilaku, (2) menumbuhkan kesadaran tentang identitas sebagai organisasi, (3) penumbuhan komitmen, (4) pemeliharaan stabilitas organisasional, dan (5) mekanisme pengawasan. <br /><br />Robbins (2001:294) mengemukakan fungsi budaya dalam suatu organisasi yaitu (1) budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya; (2) budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi; (3) budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari kepentingan diri individu seseorang; (4) budaya untuk meningkatkan kemantapan sistem sosial; dan (5) budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para pegawai. <br /><br />Dengan demikian dapat dikatakan, fungsi budaya organisasi adalah normatif, etis, dan ideologis yang membantu para anggota organisasi tentang bagaimana berpikir, merasakan, dan berperilaku secara benar dan tepat. <br /><br />Daftar Rujukan <br />Davis, A., (1984). Managing Corporate Culture. Cambridge, MA : Belinger.<br />Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni), Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.<br />Hofstede, G., (1991), Cultures and Organizations: Software of The Mind, McGraw-Hill Book Company, London.<br />Kennedy, Allan A. & Deal Terrence. E, (1982), Strong Cultures : The New “Old Rule” for Bussiness Success, Wesley Publishing Company, P: 327-335.<br />Kotter, John P., James L. Heskett, (1992), Corporate Culture and Performance, The Free Press, New York.<br />Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. (2003). Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta : Salemba Empat.<br />Luthans, Fred. (1998). Organization Behavior. International Edition, Sixth Edition, Mc Graw-Hill, Singapore.<br />Mondy, R. Wayne, Robert M. Noe, (1993). Human Resources Management. Allyn and Bacon Inc, USA.<br />Pace, R. Wayne & Faules, Don F. (1994). Organizational Communication. Third Edition. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Clifs.<br />Poespadibrata, Sidharta. (1993). Sistem Nilai, Kepercayaan dan Gaya Kepemimpinan Manajer Madya dalam Konteks Budaya organisasional. Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana UNPAD<br />Robbins, Stephen P., (2001), Organizational Behavior, New Jersey: Pearson Education International<br />Sackman, Sonja. (1991). Culture Knowledge In Organization. Newbury Park. Calif. Sage.<br />Schein, Edgar H. (1992). Organizational Culture and Leadership. San Francisco: Jossey Bass, Pub.<br />Sharplin, A., (1995), Strategic Management, McGraw-Hill, New York.<br />Siagian, Sondang, P. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka Cipta<br />Stoner, James A. F. & Edward Freeman, Daniel R. Gilbert, Jr. (1996). Manajemen. Edisi Indonesia, Alih Bahasa Alexander Sindoro, PT. Prehallindo, Jakarta.<br />Suryadi, Edi. (2003). Pengaruh Sistem Komunikasi Organisasi terhadap Efektivitas Organisasi. Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana UNPAD<br />Susanto A. B. (1997). Budaya Perusahaan: Manajemen dan Persaingan Bisnis. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. <br /></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-16367911462194136882010-07-21T09:58:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.934-07:00Iklim Sekolah (School Climate)<b>Pengertian Iklim Sekolah </b><br /><div style="text-align: justify;">Litwin dan Stringer (dalam Gunbayi, 2007:1) menjelaskan iklim sekolah didefinisikan secara bervariasi oleh para ahli sebagai hasil dari persepsi subjektif terhadap sistem formal, gaya informal kepala sekolah, dan faktor lingkungan penting lainnya yang memepengaruhi sikap, kepercayaan, nilai dan motivasi individu yang berada pada sekolah tersebut. Namun demikian variasi definisi iklim sekolah apabila ditelaah lebih dalam, mengerucut kepada tiga pengertian. Pertama iklim sekolah didefinisikan sebagai kepribadian suatu sekolah yang membedakan dengan sekolah lainnya. Kedua iklim sekolah didefinisikan sebagai suasana di tempat kerja, mencakup berbagai norma yang kompleks, nilai, harapan, kebijakan, dan prosedur yang mempengaruhi pola perilaku individu dan kelompok. Ketiga iklim sekolah didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap kegiatan, praktik, dan prosedur serta persepsi tentang perilaku yang dihargai, didukung dan diharapkan dalam suatu organisasi. <br /><a name='more'></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Pemahaman iklim sekolah sebagai kepribadian suatu sekolah merujuk pada beberapa pendapat berikut. Halpin dan Croft (dalam Tubbs dan Garner, 2008:17) menjelaskan iklim sekolah sebagai sesuatu yang intangible tetapi penting untuk sebuah organisasi dan dianalogikan dengan kepribadian seorang individu. Hoy dan Miskel (dalam Pretorius dan Villiers, 2009:33) menjelaskan iklim sekolah merujuk kepada hati dan jiwa dari sebuah sekolah, psikologis dan atribut institusi yang menjadikan sekolah memiliki kepribadian, yang relatif bertahan dan dialami oleh seluruh anggota, yang menjelaskan persepsi kolektif dari perilaku rutin, dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku di sekolah </div><br />Menurut Hoy, Smith dan Sweetland (dalam Milner dan Khoza, 2008:158), iklim sekolah dipahami sebagai manifestasi dari kepribadian sekolah yang dapat dievaluasi dalam di sebuah kontinum dari iklim sekolah terbuka ke iklim sekolah tertutup. Iklim sekolah terbuka didasarkan pada rasa hormat, kepercayaan dan kejujuran, serta memberikan peluang kepada guru, manajemen sekolah dan peserta didik untuk terlibat secara konstruktif dan kooperatif dengan satu sama lain. Sorenson dan Goldsmith (2008:30) memandang iklim sekolah sebagai kepribadian kolektif dari sekolah. Oleh karena itu inti dari iklim sekolah adalah bagaimana kita memperlakukan satu sama lain. Cohen et.al. (dalam Pinkus, 2009:14) menjelaskan iklim sekolah sebagai kualitas dan karakter dari kehidupan sekolah, berdasarkan pola perilaku siswa, orang tua dan pengalaman personil sekolah tentang kehidupan sekolah yang mencerminkan norma-norma, tujuan, nilai, hubungan interpersonal, praktek belajar dan mengajar, serta struktur organisasi. <br /><br /><div style="text-align: justify;">Pemahaman iklim sekolah sebagai suasana di tempat merujuk pada beberapa pendapat berikut. Moos (1979:81) mendefinisikan iklim sekolah sebagai pengaturan suasana sosial atau lingkungan belajar. Moos membagi lingkungan sosial menjadi tiga kategori, yaitu 1) Hubungan, termasuk keterlibatan, berafiliasi dengan orang lain di dalam kelas, dan dukungan guru; 2) Pertumbuhan pribadi atau orientasi tujuan, meliputi pengembangan pribadi dan peningkatan diri semua anggota lingkungan; dan 3) Pemeliharaan sistem dan perubahan sistem, meliputi ketertiban dari lingkungan, kejelasan dari aturan-aturan, dan kesungguhan dari guru dalam menegakkan aturan. Wenzkaff (dalam Cherubini, 2008:40) mengemukakan iklim suatu sekolah menginformasikan mengenai atmosfir dalam kelas, ruang fakultas, kantor, dan setiap gang yang ada di sekolah. Haynes, et.al. (dalam Hoffman et.al., 2009:2) mendefinisikan iklim sekolah sebagai kualitas dan konsistensi interaksi interpersonal dalam masyarakat sekolah yang mempengaruhi kognitif, sosial, dan perkembangan psikologi anak. Styron dan Nyman (2008:2) menjelaskan iklim sekolah adalah komponen penting untuk mewujudkan sekolah menengah yang efektif. Iklim sekolah adalah lingkungan remaja yang ramah, santai, sopan, tenang, dan enerjik. Keseluruhan iklim sekolah dapat ditingkatkan oleh sikap dan perilaku positif dari para siswa dan guru. Iklim sekolah berkaitan dengan lingkungan yang produktif dan kondusif untuk belajar siswa dengan suasana yang mengutamakan kerjasama, kepercayaan, kesetiaan, keterbukaan, bangga, dan komitmen. Iklim sekolah juga berkaitan dengan prestasi akademik, moral fakultas, dan perilaku siswa. Iklim sekolah menengah yang optimal adalah iklim sekolah yang responsif terhadap perkembangan kebutuhan setiap siswa, merangsang pertumbuhan pribadi dan akademik. </div><br /><div style="text-align: justify;">Pemahaman iklim sekolah sebagai persepsi individu merujuk pada beberapa pendapat berikut. Stichter (2008:45) menyimpulkan iklim sekolah didefinisikan sebagai persepsi bersama tentang apa yang sedang terjadi secara akademis, secara sosial, dan lingkungan di sekolah secara rutin <br /><br />Menurut Reichers dan Schneider (dalam Milner dan Khoza, 2008:158) iklim secara luas menggambarkan persepsi bersama menyangkut berbagai hal yang ada di sekeliling kita. Secara sempit iklim diartikan sebagai persepsi bersama mengenai kebijakan organisasi dan prosedur pelaksanaan, baik secara formal maupun informal. Kopelman, Brief dan Guzzo (dalam Milner dan Khoza, 2008:158) menjelaskan persepsi bersama memungkinkan individu untuk memahami ambiguitas, konflik organisasi dan ketidakpastian, memperkirakan hasil, serta menilai kesesuaian kegiatan organisasi. Oleh karena itu iklim organisasi mempunyai peran fungsional untuk membentuk dan mengarahkan perilaku individu dalam organisasi. Mcevoy (dalam Milner dan Khoza, 2008:158) menyatakan iklim sekolah mengacu pada sikap, kepercayaan, norma-norma dan nilai-nilai yang mendasari praktek pembelajaran dan operasi suatu sekolah. </div><br /><div style="text-align: justify;">Berdasarkan pendapat para ahli mengenai iklim organisasi sebagaimana dikemukakan terdahulu, dapat disimpulkan iklim sekolah adalah persepsi kolektif terhadap kualitas dan karakter dari kehidupan sekolah. </div><br /><b>Urgensi Iklim Sekolah </b><br /><div style="text-align: justify;">Uraian mengenai urgensi iklim sekolah didasarkan pada dampak yang dapat ditimbulkannya merujuk kepada berbagai hasil penelitian. Cohen et.al. (2009) menjelaskan, selama tiga dekade terakhir telah terjadi pertumbuhan penelitian yang luar biasa yang membuktikan pentingnya iklim sekolah. Penelitian membuktikan bahwa iklim sekolah yang positif berdampak langsung terhadap keberhasilan sekolah seperti siswa putus sekolah rendah, tingkat kekerasan menurun, dan prestasi siswa meningkat. Freiberg (dalam Marshall (2002:1) menegaskan iklim sekolah dapat menjadi pengaruh positif pada kesehatan lingkungan belajar atau hambatan yang signifikan untuk belajar. </div><br /><div style="text-align: justify;">Merujuk kepada berbagai hasil penelitian, Marshall (2002:2) memberikan beberapa kesimpulan mengenai pentingnya iklim sekolah bagi berbagai pihak, sebagai berikut. <br />Iklim sekolah dapat mempengaruhi banyak orang di sekolah. Misalnya, iklim sekolah yang positif telah dikaitkan dengan emosi dan perilaku siswa yang bermasalah.<br />Iklim sekolah di perkotaan berisiko tinggi menunjukkan bahwa lingkungan yang positif, mendukung, dan budaya sadar iklim sekolah signifikan dapat membentuk kesuksesan siswa perkotaan dalam memperoleh gelar akademik. Para peneliti juga menemukan bahwa iklim sekolah yang positif memberikan perlindungan bagi anak dengan lingkungan belajar yang mendukung serta mencegah perilaku antisocial.<br />Hubungan interpersonal yang positif dan kesempatan belajar yang optimal bagi siswa di semua lingkungan demografis dapat meningkatkan prestasi dan mengurangi perilaku maladaptive.</div>Iklim sekolah yang positif berkaitan dengan peningkatan kepuasan kerja bagi personil sekolah.<br /><div style="text-align: justify;">Iklim sekolah dapat memainkan peran penting dalam menyediakan suasana sekolah yang sehat dan positif.<br />Interaksi dari berbagai sekolah dan faktor iklim kelas dapat memberikan dukungan yang memungkinkan semua anggota komunitas sekolah untuk mengajar dan belajar dengan optimal.</div><div style="text-align: justify;">Iklim sekolah, termasuk “kepercayaan, menghormati, saling mengerti kewajiban, dan perhatian untuk kesejahteraan lainnya, memiliki pengaruh yang kuat terhadap pendidik dan peserta didik ,’hubungan antar peserta didik, serta’ prestasi akademis dan kemajuan sekolah secara keseluruhan. Iklim sekolah yang positif merupakan lingkungan yang kaya, untuk pertumbuhan pribadi dan keberhasilan akademis. </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Dimensi Pengukuran Iklim Sekolah </b><br />Banyak peneliti telah mengidentifikasi berbagai dimensi untuk mengukur iklim sekolah. Salah satunya menurut Gunbayi (2007:2) adalah Halpin & Croft (1963), yang mengajukan delapan dimensi iklim organisasi. Empat di antaranya berfokus pada perilaku guru, yaitu disengagement, hindrance, esprit dan intimacy. Empat dimensi lagi fokus pada perilaku kepala sekolah, yaitu aloofness, production, thrust, dan consideration. Tahun 1968 Harvard Business mengidentifikasi enam dimensi iklim sekolah, yaitu flexibility, responsibility, standards, rewards, clarity and team commitment. Schneider pada tahun 1983 mengemukakan enam dimensi iklim organisasi, yaitu organizational support, member quality, openness, supervisory style, member conflict dan member autonomy. </div><br />Tahun 1996 Hoy, Hofman, Sabo dan Bliss (dalam Gunbayi (2007:2) menjabarkan 6 dimensi iklim sekolah, yang dikelompokkan ke dalam dua aspek, yaitu aspek perilaku kepala, dan aspek perilaku guru. Tiga dimensi perilaku kepala sekolah yang diukur adalah supportive, directive, dan restrictive, sedangkan tiga dimensi perilaku guru yang diukur adalah collegial, committed, dan disengaged. <br /><br /><div style="text-align: justify;">Supportive, adalah perilaku kepala sekolah yang diarahkan kepada kebutuhan sosial dan prestasi kerja. Kepala sekolah suka menolong, benar-benar memperhatikan guru, dan berupaya untuk memotivasi dengan menggunakan kritik yang konstruktif dan dengan memberikan contoh melalui kerja keras. Directive, adalah perilaku kepala sekolah yang kaku. Kepala sekolah terus-menerus memantau hampir semua aspek perilaku guru di sekolah. Restrictive, adalah perilaku kepala sekolah yang membatasi pekerjaan guru daripada memfasilitasinya. Kepala sekolah membebani guru dengan pekerjaan administratif, dan permintaan lainnya yang menggangu tanggung jawab mengajar. Collegial, adalah perilaku guru yang terbuka dan mendukung interaksi antara guru secara profesional. Seperti saling menghormati dan membantu satu sama lain baik secara pribadi maupun secara profesional. Committed, adalah perilaku guru yang diarahkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan sosial. Guru bekerja ekstra keras untuk memastikan keberhasilan siswa di sekolah. Disengaged adalah perilaku guru yang kurang fokus dan bermakna bagi kegiatan profesional. </div><br /><div style="text-align: justify;">Cohen, et.al. (dalam Pinkus, 2009:14), menjabarkan pengukuran iklim sekolah ke dalam 10 dimensi, yang dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu 1) safety, 2) teaching and learning, 3) interpersonal relationships, dan 4) institutional environment. </div><br /><div style="text-align: justify;">Kategori pertama terdiri atas a) rules and norms, meliputi adanya aturan yang dikomunikasikan dengan jelas dan dilaksanakan secara konsisten; b) physical safety meliputi perasaan siswa dan orang tua yang merasa aman dari kerugian fisik di sekolah; dan c) social and emotional security meliputi perasaan siswa yang merasa aman dari cemoohan, sindiran, dan pengecualian. </div><br />Kategori kedua terdiri atas a) support for learning, menunjukkan adanya dukungan terhadap praktek-praktek pengajaran, seperti tanggapan yang positif dan konstruktif, dorongan untuk mengambil risiko, tantangan akademik, perhatian individual, dan kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai cara; dan b) social and civic learning, menunjukkan adanya dukungan untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan sosial dan kemasyarakatan, termasuk mendengarkan secara efektif, pemecahan masalah, refleksi dan tanggung jawab, serta pembuatan keputusan yang etis. <br /><br /><div style="text-align: justify;">Kategori ketiga terdiri atas: a) respect for diversity, menunjukkan adanya sikap saling menghargai terhadap perbedaan individu pada semua tingkatan, yaitu antara siswa dengan siswa, orang tua dengan siswa, dan orang tua dengan orang tua; b) social support adults, menunjukkan adanya kerjasama dan hubungan yang saling mempercayai antara orang tua dengan orang tua untuk mendukung siswa dalam kaitannya dengan harapan tinggi untuk sukses, keinginan untuk mendengar, dan kepedulian pribadi; dan c) social support students menunjukkan adanya jaringan hubungan untuk mendukung kegiatan akademik dan pribadi siswa. <br /><br />Kategori keempat, terdiri atas a) school connectedness/engagement, meliputi ikatan positif dengan sekolah, rasa memiliki, dan norma-norma umum untuk berpartisipasi dalam kehidupan sekolah bagi siswa dan keluarga; dan b) physical surroundings, meliputi kebersihan, ketertiban, dan daya tarik fasilitas dan sumber daya dan material yang memadai. </div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-7158794961561306862010-07-21T09:51:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.947-07:00Pengertian Mengajar<div style="text-align: justify;"><i><b>MENGAJAR</b></i> merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar”. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan aktivitas siswa dalam belajar.<a name='more'></a> <br /><br />Gambaran aktivitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai director and facilitator of learning. <br /><br />Nasution (1982:8) mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama interaksi proses belajar mengajar berlangsung. Usman (1994:3) mengemukakan mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar. <br /><br />Burton (dalam Usman, 1994:3) menegaskan “teaching is the guidance of learning activities”. Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar. <br /><br />Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. (2) Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. <br /><br />Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa. <br /><br /><b>Daftar Rujukan </b><br /><ul><li>Adrian. (2004). Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa. [Online] Tersedia: http://www. artikel.us_art05-65.html [18 Maret 2006]</li><li>Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara</li><li>Nasution, S. (1982). Azas-azas Kurikulum. Bandung: Jemars.</li><li>Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.</li><li>Usman, Moh. Uzer. (1994). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.</li><li>Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing. </li></ul></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-39372799442341476132010-07-21T09:45:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.958-07:00Pengertian Administrasi Pendidikan<div style="text-align: justify;"> Siagian (1992:2) mengemukakan administrasi adalah “keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. </div><div style="text-align: justify;">Wayong yang dikutip The Liang Gie (1992:15) mengemukakan bahwa administrasi adalah “kegiatan yang dilakukan untuk mengendalikan suatu usaha. Kegiatan itu bersifat merencanakan, mengorganisir dan memimpin”. Simon sebagaimana dikutip Handayaningrat (1996:2) mengemukakan “administration is the activities of groups cooperating to accomplish common goals” (Administrasi sebagai kegiatan daripada kelompok yang mengadakan kerjasama untuk menyelesaikan tujuan bersama).Berdasarkan definisi administrasi sebagaimana dikemukakan di atas Handayaningrat (1996:3) mengemukakan bahwa administrasi mengandung ciri-ciri sebagai berikut: <br /><ol><li>Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas 2 orang atau lebih</li><li>Adanya kerjasama dari kelompok tersebut</li><li>Adanya kegiatan/proses/usaha</li><li>Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan</li><li>Adanya tujuan </li></ol><br />Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa administrasi merupakan suatu proses kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat merencanakan, mengorganisir dan memimpin. <br /><br />Engkoswara (1987:1) mengemukakan administrasi pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya adalah “suatu ilmu yang mempelajari penataan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara produktif”. <br />Sutisna (1989:19) mengemukakan administrasi pendidikan adalah “keseluruhan proses dengan mana sumber-sumber manusia dan materi yang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi pencapaian maksud-maksud organisasi secara efisien”. Sears (1950) sebagaimana dikutip oleh Daryanto (1998:8) mengemukakan “Education administration is the process as including the following activities planning, organizing, directing, coordinating, and control. Daryanto (1998:8) mengemukakan administrasi pendidikan adalah “suatu cara bekerja dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif”. Nawawi (Daryanto, 1998:10) mengemukakan “administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan, proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Dasuqi dan Somantri (1992:10) mengemukakan administrasi pendidikan adalah upaya menerapkan kaidah-kaidah administrasi dalam bidang pendidikan. Senada dengan pendapat ini Soepardi (1988:24) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan adalah administrasi yang diterapkan dalam bidang pendidikan. Selanjutnya Soepardi (1988:25) menjelaskan administrasi pendidikan adalah semua aspek kegiatan untuk mendayagunakan berbagai sumber (manusia, sarana dan prasarana, serta media pendidikan lainnya) secara optimal, relevan, efektif, dan efisien guna menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Sagala (2005:27) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan adalah penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan administrasi dalam pembinaan, pengembangan, dan pengendalian usaha dan praktek-praktek pendidikan. <a name='more'></a><br /><br />Berbagai definisi di atas memberikan gambaran bahwa dalam administrasi pendidikan terkandung makna : <br />Administrasi pendidikan dilakukan melalui kerjasama sejumlah orang<br />Orientasi pelaksanaan administrasi pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.<br />Administrasi pendidikan memanfaatkan sumber daya pendidikan secara optimal.<br />Administrasi pendidikan dilaksanakan melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi <br /><br />Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah proses memanfaatkan sumber daya pendidikan melalui kerjasama sejumlah orang dengan melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan </b><br /><br />Sagala (2005:19) menjelaskan cakupan administrasi pendidikan tidak hanya sekedar administrasi sekolah atau administrasi pembelajaran. Pandangan demikian adalah pandangan yang sempit. Administrasi pendidikan lebih luas dari itu, meskipun muara semua kebijakannya adalah sekolah atau satuan pendidikan pada semua jenjang dan jenis. Jadi administrasi pendidikan ada pada tataran pengambil kebijakan dan pada tataran satuan pendidikan. Administrasi pendidikan pada tataran pemerintah baik pusat maupun daerah berkaitan dengan anggaran pendidikan, standar kurikulum, standar ketenagaan, akreditasi sekolah, dan pelayanan kebutuhan sekolah sebagai pendidikan formal maupun pendidikan non formal yaitu pendidikan luar sekolah serta pendidikan kedinasan. Administrasi pendidikan pada satuan pendidikan berkaitan dengan penerapan teori-teori pendidikan dalam pelayanan belajar, teknik-teknik konseling belajar, manajemen sekolah, dan semua kegiatan yang mendukung dan memperlancar aktivitas-aktivitas satuan pendidikan untuk mencapai tujuan. <br /><br />Berdasarkan substansinya, administrasi pendidikan menurut Sutisna (1989:36) dapat ditinjau dari dua pendekatan, yaitu pendekatan tugas dan pendekatan proses. Fokus pendekatan tugas dalam administrasi pendidikan menjawab pertanyaan apa yang harus dikerjakan oleh administrator. Studi yang dilakukan oleh Universitas OHIO, sebagaimana dilaporkan Ramseyer et.al. (1955) dalam Sutisna (1989:36-37) berhasil mengidentifikasi 9 kegiatan administrator, yaitu 1) menentukan tujuan-tujuan, 2) membuat kebijaksanaan, 3) menentukan peranan-peranan, 4) mengkoordinasikan fungsi-fungsi administratif, 5) menaksir efektivitas, 6) bekerja dengan kepemimpinan masyarakat untuk meningkatkan perbaikan dalam pendidikan, 7) menggunakan sumber-sumber pendidikan dari masyarakat, 8) melibatkan orang-orang, dan 9) melakukan komunikasi. Fokus pendekatan proses dalam administrasi pendidikan menjawab pertanyaan bagaimana administrator melakukan kegiatannya. Sears (1950) sebagaimana dikutip Said (1988:74) mengemukakan bahwa pendekatan proses dalam administrasi pendidikan merupakan satu kesatuan yang terdiri atas lima unsur, yaitu 1) perencanaan, pengorganisasian, direksi, koordinasi, dan pengontrolan. Dasuqi dan Somantri (1992:12-16) mengemukakan proses administrasi pendidikan meliputi: 1) membuat keputusan, 2) merencanakan, 3) mengorganisasikan, 4) mengkomunikasikan, 5) mengkoordinasikan, 6) mengawasi, dan 7) menilai. Morphet et.al. (1974:145) mengemukakan proses administrasi pendidikan terdiri atas tujuh komponen, yaitu 1) decision making, 2) planning, 3) organizing, 4) communicating, 5) influencing, 6) coordinating, dan 7) evaluating. <br /><br />Ruang lingkup administrasi dapat pula ditinjau dari bidang garapannya. Daryanto (1998:26) mengelompokkan ruang lingkup administrasi pendidikan menjadi tiga bidang garapan, yaitu: 1) bidang administrasi material, 2) bidang administrasi personal, dan 3) bidang administrasi kurikulum. Dasuqi dan Somantri (1992:16-20) mengemukakan administrasi pendidikan dalam operasionalnya memiliki bidang garapan sebagai berikut: 1) program pendidikan, 2) murid atau peserta didik, 3) personil lembaga pendidikan, 4) kantor dan fasilitas lembaga pendidikan, 5) keuangan lembaga pendidikan, 6) pelayanan bantuan lembaga pendidikan, 7) hubungan lembaga dan masyarakat. <br /><br />Hoy dan Miskel (2001) menjelaskan ruang lingkup materi kajian administrasi pendidikan.bersumber dari pemikiran bawa sekolah merupakan suatu sistem sosial. Sekolah sebagai sistem sosial memiliki empat elemen atau subsistem penting, yaitu struktur, individu, budaya, dan politik. Perilaku organisasi merupakan fungsi dari interaksi elemen-elemen ini dalam konteks pengajaran dan pembelajaran. Lingkungan juga merupakan aspek penting dari kehidupan organisasi; lingkungan tidak hanya menyediakan sumber bagi sistem tersebut tetapi juga menyediakan kendala dan peluang lainnya.</div><div style="text-align: justify;"><a href="http://rastodio.com/wp-content/uploads/2009/08/Sekolah-sebagai-Sistem-Sosial.jpg"> </a> <br />Dapat disimpulkan, menurut Hoy dan Miskel (2001) ruang lingkup materi kajian administrasi pendidikan meliputi: 1) poses belajar mengajar, 2) struktur sekolah, 3) individu, 4) budaya dan iklim sekolah, 5) kekuasaan dan politik di sekolah, 5) lingkungan eksternal sekolah, 6) efektivitas dan kualitas sekolah, 7) pembuatan keputusan, 8) komunikasi, 9) kepemimpinan. <br /><br />Lunenburg dan Ornstein (2003) mengemukakan ruang lingkup administrasi meliputi 1) culture, 2) change, 3) curriculum, 4) human resources administration, 5) diversity, 6) effective teaching strategies, dan 7) supervision of instruction. Donmoyer dan Scheurich, (1995:28) mengutip pendapat National Policy Board of Educational Administration (1989,5-7) mengemukakan terdapat tujuh area kajian dalam administrasi pendidikan, yaitu 1) societal and cultural influence on schooling, 2) teaching and learning processes and school improvement, 3) organizational theory, 4) methodologies of organizational studies and policy analysis, 5) leadership and management processes and functions, 6) policy studies and politics of education, dan 7) moral and ethical dimensions of schooling. Senada dengan pendapat di atas, The University Council for Educational Administration (UCEA), sebagaimana dikutip oleh Donmoyer dan Scheurich (1995:28) merekomendasikan enam domain kajian administrasi pendidikan, yaitu 1) school improvement, 2) organizational studies, 3) economic and financial dimensions of schooling, 4) leadership and management process, 5) policy and political studies, 6) legal and ethical dimensions of schooling. <br /><br /><i><b>Daftar Rujukan </b></i><br /><ul><li>Daryanto, M. (1998). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.</li><li>Dasuqi, Dudung, A. dan Somantri, Setyo. (1992). “Wawasan Dasar Pendidikan dan Wawasan Dasar Administrasi Pendidikan”. Dalam Administrasi Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung.</li><li>Donmoyer, R., Imber, M., Scheurich, J.J., (1995). The Knowledge Base in Educational Administration Multiple Perspectives. New York: State University of New York Press, Albany.</li><li>Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.</li><li>Handayaningrat, Soewarno. (1998). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV Haji Masagung</li><li>Hoy, Wayne K. dan Miskel, Cecil G. (2001). Educational Administration Theory, Research, And Practice6th ed., International Edition, Singapore: McGraw-Hill Co.</li><li>Lunenburg, F. C., & Ornstein, A.C. (2004). Educational administration: Concepts and Practices. (Rev. Ed.). Belmont, CA: Wadsworth/Thomson. [Online] Tersedia: http://www.fetchbook.info [6 September 2005]</li><li>Morphet, E.L., Johns, R.L., Reller, T.L., (1974). Educational Organization and Administration: Concept, Practice, and Issues. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hal, Inc.</li><li>Sagala, Syaiful. (2005). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.</li><li>Said, Chatlinas. (1988). Pengantar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.</li><li>Siagian, Sondang, P. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka Cipta</li><li>Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa</li><li>The Liang Gie,. (1992). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty n S, R. 1979. Etika Keguruan: Suatu </li></ul></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-10158176922681434922010-07-21T09:33:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.972-07:00Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"> <b>BAB I</b><br /><b> PENDAHULUAN</b> </div><br /> A. Latar Belakang<br /> <br /> Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan). Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/ keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi adalah upaya menjadikan kegiatan kerja sama antara guru dan karyawan agar proses belajar mengajar lebih efektif.<br /> Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah akan administrasi sarana dan prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan sungguh sungguh, maka dari itu kami menyusun makalah ini.<a name='more'></a><br /><br /><div style="text-align: center;">BAB II<br />PEMBAHASA<br />ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN</div><br /> A. Pengertian Administrasi Pendidikan<br /> <br /> Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan meninjaunya dari berbagai aspeknya. Marilah kita lihat administrasi pendidikan dari berbagai aspeknya itu, agar kita dapat memahaminya dengan lebih baik.<br /> <br /> Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidkan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan pendidikan nasional. Jika tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya. <br /> <br /> Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencpai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.<br /> <br /> Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.<br /> <br /> Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana, dan prasarana maupun waktu.<br /> <br /> Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator penddikan itu, apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sungtulodo dalam mencapai tujuan pendidikan.<br /> <br /> Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu.<br /> <br /> Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.<br /> <br /> Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan. <br /> B. Fungsi Administrasi Pendidikan<br /> Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai melaksanakan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964). Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu.<br /> <br /> 1. Tujuan pendidikan<br /> Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di sini karena alasan sebagai berikut: a). tujuan pendidikan merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan keduanya perlu dilakukan. b), tujuan pendidikan merupakan titik berangkat administrasi pendidikan pada jenjang sekolah, dan c), tujuan pendidikan itu juga merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.<br /> <br /> 2. Proses sebagai fungsi administrasi pendidikan<br /> Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis besar pada bagian terdahulu. Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci. <br /> <br /> a. Perencanaan<br /> Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a). identifikasi masalah, b) perumusan masalah, c). penetapan tujuan, d). identifikasi alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). elaborasi alternatif.<br /> <br /> b. Pengorganisasian<br /> Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.<br /> <br /> c. Pengarahan<br /> Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.<br /> <br /> d. Pengkoordinasian<br /> Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.<br /> <br /> e. Pembiayaan<br /> Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.<br /> f. Penilaian<br /> Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk: a) memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil, b). menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien, c). memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak, serta d). memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.<br /> <br /> C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan<br /> Dari uraian di atas, tampak bahwa administrasi pendidikan pada pokoknya adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang, mengadakan, dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang, peralatan, dan waktu). Tujuan pendidikan memberikan arah kegaitan serta kriteria keberhasilan kegiatan itu.<br /> • Bidang administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan.<br /> <br /> • Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru dan pegawai sekolah dan sebagainya.<br /> <br /> • Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya.[4]<br /> <br /> D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan<br /> Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen-komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi dilingkungan kerjanya.<br /> <br /> Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru amat penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya. Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat.<br /> <br /> <div style="text-align: center;"> <b>BAB III</b><br /><b> PENUTUP</b></div><br /> <b>Kesimpulan </b><br /> Admnistrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan, pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya, manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan.<br /> <br /> Guru sangat berperan dalam administrasi pendidikan, tugas utama guru yang sebagai pengelola dalam proses belajar mengajar di lingkungan tertentu, yaitu sekolah</div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-46557356475277042602010-07-21T03:23:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.986-07:00Tips dan Trik Mempercepat Koneksi Internet Speedy<div class="zemanta-img" style="display: block; float: right; margin: 1em; width: 310px;"><span class="zemanta-img-attribution">Image via <a href="http://commons.wikipedia.org/wiki/File:Windows_Family_Tree.svg">Wikipedia</a></span></div><div style="text-align: justify;"> Weh….PERNAHKAH Anda mencoba mendownload program, foto, atau dokumen dari internet, namun proses yang dibutuhkan komputer untuk menyimpan file di hardisk terbilang lambat. Padahal Anda sudah menggunakan koneksi Internet broadband di rumah atau di kantor Anda yang menurut providernya sangat cepat dan handal.Masalahnya mungkin saja bukan terletak pada koneksi internet Anda, namun pada seting OS Anda. Windows biasanya membatasi bandwidth internet Anda hingga 20%. Itu artinya, Anda hanya menggunakan 80% dari seluruh kapabilitas bandwidth Anda.<br /> Anda bisa mengurangi angka tersebut dengan langkah-langkah berikut: <a name='more'></a><br /><br />Klik Start > <b style="color: blue;">Run</b> > Lalu ketik gpedit.msc, klik OK atau Enter.<br /> Setelah jendela <span style="color: blue;">Group Policy Editor muncul, Anda Klik Computer Configuration > Administrative Templates > Network > Qos Packet Scheduler</span>.<br /> Lalu pada kolom sebelah kanan klik dua kali ”Limit reservable bandwidth” hingga muncul jendela properties baru.<br /> Pilih enabled dan pada Bandwidth Limite (%) ganti angka 20 dengan angka minimum, kalo perlu nol. <br /><br />Setelah selesai, klik OK dan restart komputer Anda. Mudahkan? <br /></div><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><a class="zemanta-pixie-a" href="http://www.zemanta.com/" title="Enhanced by Zemanta"><img alt="Enhanced by Zemanta" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/zemified_e.png?x-id=3556b503-e37a-49e6-a7f5-54d4c614884e" style="border: medium none; float: right;" /></a><span class="zem-script more-related pretty-attribution"><script defer="defer" src="http://static.zemanta.com/readside/loader.js" type="text/javascript"></script></span></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-52756178071458703402010-07-16T05:29:00.000-07:002010-07-27T10:50:24.998-07:00KOMPETENSI GURU DAN PERAN KEPALA SEKOLAH<div style="text-align: justify;"><u><b>Mhd. Efendi, S.Sos.I</b></u><br /><span style="font-size: x-small;"><i>Alumnus STAI An-Nadwah Kuala Tungkal</i></span><br /><br />Upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang amat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dapat dilakukan melalui optimalisasi peran kepala stsekolah, sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, pencipta iklim kerja dan wirausahawan.<br /><a name='more'></a><br /><br /><b>A. Pendahuluan</b><br /><br />Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Depdiknas terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Michael G. Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan bahwa “educational change depends on what teachers do and think…”. Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada “what teachers do and think “. atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi guru.<br /><br />Jika kita amati lebih jauh tentang realita kompetensi guru saat ini agaknya masih beragam. Sudarwan Danim (2002) mengungkapkan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru.<br /><br />Tulisan ini akan memaparkan tentang apa itu kompetensi guru dan bagaimana upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dilihat dari peran kepala sekolah. Dengan harapan kiranya tulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi bagi para guru maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan pendidikan.<br /><br /><br />B. Hakikat Kompetensi Guru<br /><br />Apa yang dimaksud dengan kompetensi itu ? Louise Moqvist (2003) mengemukakan bahwa “competency has been defined in the light of actual circumstances relating to the individual and work. Sementara itu, dari Trainning Agency sebagaimana disampaikan Len Holmes (1992) menyebutkan bahwa : ” A competence is a description of something which a person who works in a given occupational area should be able to do. It is a description of an action, behaviour or outcome which a person should be able to demonstrate.”<br /><br />Dari kedua pendapat di atas kita dapat menarik benang merah bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan.<br /><br />Agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.<br /><br />Mengacu pada pengertian kompetensi di atas, maka dalam hal ini kompetensi guru dapat dimaknai sebagai gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan..<br /><br />Lebih jauh, Raka Joni sebagaimana dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu :<br /><ol><li>Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.</li><li>Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas. </li><li>Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani</li></ol>Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu :<br /><br /><ol><li>Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.</li><li>Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.</li><li>Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.</li><li>Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.</li></ol>Sebagai pembanding, dari National Board for Profesional Teaching Skill (2002) telah merumuskan standar kompetensi bagi guru di Amerika, yang menjadi dasar bagi guru untuk mendapatkan sertifikasi guru, dengan rumusan What Teachers Should Know and Be Able to Do, didalamnya terdiri dari lima proposisi utama, yaitu:<br /><ol><li>Teachers are Committed to Students and Their Learning yang mencakup : (a) penghargaan guru terhadap perbedaan individual siswa, (b) pemahaman guru tentang perkembangan belajar siswa, (c) perlakuan guru terhadap seluruh siswa secara adil, dan (d) misi guru dalam memperluas cakrawala berfikir siswa.</li><li>Teachers Know the Subjects They Teach and How to Teach Those Subjects to Students mencakup : (a) apresiasi guru tentang pemahaman materi mata pelajaran untuk dikreasikan, disusun dan dihubungkan dengan mata pelajaran lain, (b) kemampuan guru untuk menyampaikan materi pelajaran (c) mengembangkan usaha untuk memperoleh pengetahuan dengan berbagai cara (multiple path).</li><li>Teachers are Responsible for Managing and Monitoring Student Learning mencakup: (a) penggunaan berbagai metode dalam pencapaian tujuan pembelajaran, (b) menyusun proses pembelajaran dalam berbagai setting kelompok (group setting), kemampuan untuk memberikan ganjaran (reward) atas keberhasilan siswa, (c) menilai kemajuan siswa secara teratur, dan (d) kesadaran akan tujuan utama pembelajaran.</li><li>Teachers Think Systematically About Their Practice and Learn from Experience mencakup: (a) Guru secara terus menerus menguji diri untuk memilih keputusan-keputusan terbaik, (b) guru meminta saran dari pihak lain dan melakukan berbagai riset tentang pendidikan untuk meningkatkan praktek pembelajaran.</li><li>Teachers are Members of Learning Communities mencakup : (a) guru memberikan kontribusi terhadap efektivitas sekolah melalui kolaborasi dengan kalangan profesional lainnya, (b) guru bekerja sama dengan tua orang siswa, (c) guru dapat menarik keuntungan dari berbagai sumber daya masyarakat.</li></ol><br />Secara esensial, ketiga pendapat di atas tidak menunjukkan adanya perbedaan yang prinsipil. Letak perbedaannya hanya pada cara pengelompokkannya. Isi rincian kompetensi pedagodik yang disampaikan oleh Depdiknas, menurut Raka Joni sudah teramu dalam kompetensi profesional. Sementara dari NBPTS tidak mengenal adanya pengelompokan jenis kompetensi, tetapi langsung memaparkan tentang aspek-aspek kemampuan yang seyogyanya dikuasai guru.<br /><br />Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus.<br /><br />Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pembelajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitian guru tidak terjebak pada praktek pembelajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para siswanya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pembelajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.<br /><br /><br /><b>C. Peranan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru</b> <br />Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, –sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah-, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.<br /><br />Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru.” Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas.<br /><br />Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan;<br /><br />Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.<br /><br />1. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)<br /><br />Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.<br /><br />2. Kepala sekolah sebagai manajer<br /><br />Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, –seperti : MGMP/MGP tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya–, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.<br /><br /><br />3. Kepala sekolah sebagai administrator<br /><br />Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.<br /><br /><br />4. Kepala sekolah sebagai supervisor<br /><br />Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004). Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, — tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan–, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.<br /><br /><br />Jones dkk. sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukakan bahwa “ menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka”. Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik<br /><br /><br />5. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)<br /><br />Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru ? Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kendati demikian menarik untuk dipertimbangkan dari hasil studi yang dilakukan Bambang Budi Wiyono (2000) terhadap 64 kepala sekolah dan 256 guru Sekolah Dasar di Bantul terungkap bahwa ethos kerja guru lebih tinggi ketika dipimpin oleh kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.<br /><br /><br />Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan (E. Mulyasa, 2003).<br /><br /><br />6. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja<br /><br />Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa, 2003)<br /><br /><br />7. Kepala sekolah sebagai wirausahawan<br /><br />Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.<br /><br /><br />Sejauh mana kepala sekolah dapat mewujudkan peran-peran di atas, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, yang pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.<br /><br /><br /><b>D. Kesimpulan</b><br /><br /><b>Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :</b><i><b><br /></b>Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan..<br />Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.<br />Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya.<br />Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, baik sebagai educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan.<br />Seberapa jauh kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang diembannya, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, dan pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.</i><br /><br />Disadur dari berbagai Sumber </div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-54620133914751218702010-07-13T02:13:00.000-07:002010-07-27T10:50:25.011-07:0070 Desa di Kab. Tanjab Barat Akan Dimekarkan<div style="text-align: justify;"> Demi memperluas jangkauan pelayanan bagi masyarakat, pemerintahan Tanjung Jabung barat melakukan pemekaran sebanyak 56 desa, dan 14 kelurahan. pemekaran tersebut akan dilakukan tahun 2010 ini. Kabag Pemerintahan Desa Setda Tanjabbar Drs. M. Yunus mengatakan, pemekaran tersebut dilakukan bagi seluruh desa/kelurahan yang berada di 13 kecamatan di Tanjabbar. Sebelum dimekarkan, sebanyak 46 desa dan 4 kelurahan yang berada di 13 kecamatan di Tanjabbar. <a name='more'></a><br /> </div><div style="text-align: justify;">Pemekaran desa/lurah merupakan amanah peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan. Setidaknya, dalam satu kecamatan memiliki minimal 10 desa/kelurahan. Kenyataannya di Tanjung Jabung barat, hanya kecamatan Merlung yang memenuhi kuota tersebut. Sementara rata-rata kecamatan lainnya hanya memiliki empat desa/kelurahan, dengan jumlah desa maksimal 200 kepala keluarga. Dengan dilakukannya pemekaran tersebut akan mengurangi beban kades setempat. <br /><br />Nama-nama desa/kelurahan tersebut, katanya berasal dari nama desa/kelurahan induk. Dari 13 kecamatan di Tanjabbar, paling banyak pemekaran rencananya akan berada di kecamatan Pengabungan, sebanyak sembilan desa. <br /> <br /><b style="color: red;">Rencara Pemekaran Desa/kelurahan di Tanjaung Jabung Barat </b><br /> <br /><b>Kec. Betara : </b></div><div style="text-align: justify;">Tanjung Gajah, Lubuk Rentang, Pematang Buluh, Muntialo, Teluk kulbi, Bunga Tanjung, Suak Labu dan Sungai Terab <br /> <b>Kec. Kuala Betara :</b><br />Dataran Pinang, Tanjung Pasir, Pajar Kencana dan Sungai Dungun <br /> <b>Kec. Bram Itam :</b><br />Bram Itam Jaya, Pantai Gading dan Rindang Banua <br /> <b>Kec. Pengabuan : </b><br />Pasir Senin, Parit Sidang, Sungai Jering, Sungai Raya, Sungai Pampang, Suak Samin, Suak Haur, Sungai Baung dan Parit Bilal <br /> <b>Kec. Senyerang : </b><br />Sungai Landak dan Sungsang <br /> <br /><b>Kec. Tebing Tinggi : </b><br />Enluk Pengkah, Talang Makmur, Sungai Keruh dan Dataran Kempas <br /> <b>Kec. Tungkal Ulu :</b>Pematang Tembesu dan Gemuruh <br /> <b>Kec. Batang Asam : </b><br />Rawa Medang, Sungai Penoban dan Lubuk Lawas <br /> <b>Kec. Renah Mendalu : </b><br />Muara Danau, Tanah Tumbuh, Sungai Paur dan Bukit Bakar <br /> <b>Kec. Merlung :</b><br />Merlung Ilir dan Merlung Ulu <br /> <b>Kec. Muara Papalik : </b><br />Rantau Badak Lamo <br /> <b>Kec. Seberang Kota </b>:<br />Mekar Alam, Harapan Jaya, Kuala Kahar dan Muara Seberang <br /> <b>Kec. Tungkal Ilir : </b><br />Kempung Nelayan, Patunas, Satria Bakti dan Sungai Nibung <br /> <br /></div><div class="zemanta-pixie" style="height: 15px; margin-top: 10px;"><a class="zemanta-pixie-a" href="http://www.zemanta.com/" title="Enhanced by Zemanta"><img alt="Enhanced by Zemanta" class="zemanta-pixie-img" src="http://img.zemanta.com/zemified_e.png?x-id=ba170526-1564-4fb6-b187-601fcd708211" style="border: medium none; float: right;" /></a><span class="zem-script more-related pretty-attribution"><script defer="defer" src="http://static.zemanta.com/readside/loader.js" type="text/javascript"></script></span></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-91650523433363660392010-07-08T10:53:00.000-07:002010-07-27T10:50:25.023-07:00Kelebihan KTSP<div class="fullpost" style="background-color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"><b style="color: blue;">KTSP</b><span style="color: blue;"> yang hendak diberlakukan Depertemen Pendidikan Nasional melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) sesungguhnya dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Artinya, kurikulum baru yang ini tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. Menurut Fasli Jalal, pemberlakukan KTSP tidak akan melalui uji publik maupun uji coba, karena kurikulum ini telah diujicobakan melalui KBK yang diterapkan ke beberapa sekolah yang menjadi pilot project.</span></span><br /><a name='more'></a><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"><br /><br />Fasli juga berpendapat bahwa pemberlakuan Kurikulum 2006 tergantung analisis Mendiknas. Namun, kurikulum ini hanya akan diterapkan di kelas 1 di semua jenjang. Selain itu, hanya sekolah yang siap, yang menerapkan kurikulum baru ini. Kesiapan sekolah ini ditandai dengan ketersediaan sarana dan prasarana, pengalaman menerapkan KBK, dan rasio murid. Pengalaman menerapkan KBK dapat menjadi bekal suatu sekolah untuk menerapkan kurikulum baru ini dan diharapkan tahun 2009, semua sekolah telah menerapkan kurikulum ini. <br /><br />Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia memiliki kelebihan-kelebihan masing-masing bergantung kepada situasi dan kondisi saat di mana kurikulum tersebut diberlakukan. Menurut hemat penulis KTSP yang direncanakan dapat diberlakukan secara menyeluruh di semua sekolah-sekolah di Indonesia pada tahun 2009 itu juga memiliki beberapa kelebihan jika dibanding dengan kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 2004 atau KBK. Kelebihan-kelebihan KTSP ini antara lain: <br /><br />1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. <br /><br />Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Dengan adanya penyeragaman ini, sekolah di kota sama dengan sekolah di daerah pinggiran maupun di daerah pedesaan. Penyeragaman kurikulum ini juga berimplikasi pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di daerah pertanian sama dengan sekolah yang daerah pesisir pantai, sekolah di daerah industri sama dengan di wilayah pariwisata. Oleh karenanya, kurikulum tersebut menjadi kurang operasional, sehingga tidak memberikan kompetensi yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan keunggulankhas yang ada di daerahnya. Sebagai implikasi dari penyeragaman ini akibatnya para lulusan tidak memiliki daya kompetitif di dunia kerja dan berimplikasi pula terhadap meningkatnya angka pengangguran. Untuk itulah kehadiran KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap mutu dunia pendidikan di Indonesia. <br /><br />Dengan semangat otonomi itu, sekolah bersama dengan komite sekolah dapat secara bersama-sama merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi lingkungan sekolah. Sebagai sesuatu yang baru, sekolah mungkin mengalami kesulitan dalam penyusunan KTSP. Oleh karena itu, jika diperlukan, sekolah dapat berkonsultasi baik secara vertikal maupun secara horizontal. Secara vertikal, sekolah dapat berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten atau Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi, dan Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan secara horizontal, sekolah dapat bermitra dengan stakeholder pendidikan dalam merumuskan KTSP. Misalnya, dunia industri, kerajinan, pariwisata, petani, nelayan, organisasi profesi, dan sebagainya agar kurikulum yang dibuat oleh sekolah benar-benar mampu menjawab kebutuhan di daerah di mana sekolah tersebut berada. <br /><br />2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan. <br /><br />Dengan berpijak pada panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang dibuat oleh BNSP, sekolah diberi keleluasaan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah. Sekolah bisa mengembangkan standar yang lebih tinggi dari standar isi dan standar kompetensi lulusan. <br /><br />Sebagaimana diketahui, prinsip pengembangan KTSP adalah (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; (2) Beragam dan terpadu; (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan; (5) Menyeluruh dan berkesinambungan; (6) Belajar sepanjang hayat; (7) Dan seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Berdasarkan prinsip-prinsip ini, KTSP sangat relevan dengan konsep desentralisasi pendidikan sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) yang mencakup otonomi sekolah di dalamnya. Pemerintah daerah dapat lebih leluasa berimprovisasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Di samping itu, sekolah bersama komite sekolah diberi otonomi menyusun kurikulum sendiri sesuai dengan kebutuhan di lapangan. <br /><br />3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. <br /><br />Sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu memungkinkan sekolah menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh misalnya, sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih memfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang kepariwisataan lainnya. <br /><br />Sekolah-sekolah tersebut tidak hanya menjadikan materi bahasa Inggris dan kepariwisataan sebagai mata pelajaran saja, tetapi lebih dari itu menjadikan mata pelajaran tersebut sebagai sebuah ketrampilan. Sehingga kelak jika peserta didik di lingkungan ini telah menyelesaikan studinya bila mereka tidak berkeinginan untuk melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi mereka dapat langsung bekerja menerapkan ilmu dan ketrampilan yang telah diperoleh di bangku sekolah. <br /><br />KTSP ini sesungguhnya lebih mudah, karena guru diberi kebebasan untuk mengembangkan kompetensi siswanya sesuai dengan lingkungan dan kultur daerahnya. KTSP juga tidak mengatur secara rinci kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas, tetapi guru dan sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkannya sendiri sesuai dengan kondisi murid dan daerahnya. Di samping itu yang harus digarisbawahi adalah bahwa yang akan dikeluarkan oleh BNSP tersebut bukanlah kurikulum tetapi tepatnya Pedoman Penyusunan Kurikulum 2006. <br /><br />4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%. <br /><br />Dengan diberlakukannya KTSP itu nantinya akan dapat mengurangi beban belajar sebanyak 20% karena KTSP tersebut lebih sederhana. Di samping jam pelajaran akan dikurangi antara 100-200 jam per tahun, bahan ajar yang dianggap memberatkan siswa pun akan dikurangi. Meskipun terdapat pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar, KTSP tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. <br /><br />Pengurangan jam belajar siswa tersebut merupakan rekomendasi dari BNSP. Rekomendasi ini dapat dikatakan cukup unik, karena selama bertahun-tahun beban belajar siswa tidak mengalami perubahan, dan biasanya yang berubah adalah metode pengajaran dan buku pelajaran semata. Jam pelajaran yang biasa diterapkan kepada siswa sebelunya berkisar antara 1.000-1.200 jam pelajaran dalam setahun. Jika biasanya satu jam pelajaran untuk siswa SD, SMP dan SMA adalah 45 menit, maka rekomendasi BNSP ini mengusulkan pengurangan untuk SD menjadi 35 menit setiap jm pelajaran, untuk SMP menjadi 40 menit, dan untuk SMA tidak berubah, yakni tetap 45 menit setiap jam pelajaran. Total 1.000 jam pelajaran dalam satu tahun ini dengan asumsi setahun terdapat 36-40 minggu efektif kegiatan belajar mengajar.dan dalam seminggu tersebut meliputi 36-38 jam pelajaran. <br /><br />Alasan diadakannya pengurangan jam pelajaran ini karena menurut pakar-pakar pendidikan anak bahwa jam pelajaran di sekolah-sekolah selama ini terlalu banyak. Apalagi kegiatan belajar mengajar masih banyak yang terpaku pada kegiatan tatap muka di kelas. Sehingga suasana yang tercipta pun menjadi terkesan sangat formal. Dampak yang mungkin tidak terlalu disadari adalah siswa terlalu terbebani dengan jam pelajaran tersebut. Akibat lebih jauh lagi adalah mempengaruhi perkembangan jiwa anak. <br /><br />Persoalan ini lebih dirasakan untuk siswa SD dan SMP. Dalam usia yang masih anak-anak, mereka membutuhkan waktu bermain yang cukup untuk mengembangkan kepribadiannya. Suasana formal yang diciptakan sekolah, ditambah lagi standar jam pelajaran yang relatif lama, tentu akan memberikan dampak tersendiri pada psikologis anak. Banyak pakar yang menilai sekolah selama ini telah merampas hak anak untuk mengembangkan kepribadian secara alami. <br /><br />Inilah yang menjadi dasar pemikiran bahwa jam pelajaran untuk siswa perlu dikurangi. Meski demikian, perngurangan itu tidak dilakukan secara ekstrim dengan memangkas sekian jam frekwensi siswa berhubungan dengan mata pelajaran di kelas. Melainkan memotong sedikit, atau menghilangkan titik kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran dalam sehari akibat terlalu lama berkutat dengan pelajaran itu. <br /><br />Dapat dikatakan bahwa perberlakuan KTSP ini sebagai upaya perbaikan secara kontinuitif. Sebagai contoh, kurikulum 1994 dapat dinilai sebagai kurikulum yang berat dalam penerapannya. Ketika diberlakukan Kurikulum 1994 banyak sekolah yang terlalu bersemangat ingin meningkatkan kompetensi iptek siswa, sehingga muatan iptek pun dibesarkan. Tetapi yang patut disayangkan adalah SDM yang tersedia belum siap, sehingga hasilnya hanya sekitar 30% siswa yang mampu menerapkan kurikulum tersebut. <br /><br />5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan. <br /><br />Pola kurikulum baru (KTSP) akan memberi angin segar pada sekolah-sekolah yang menyebut dirinya nasional plus. Sekolah-sekolah swasta yang kini marak bermunculan itu sejak beberapa tahun terakhir telah mengembangkan variasi atas kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Sehingga ketika pemerintah kemudian justru mewajibkan adanya pengayaan dari masing-masing sekolah, sekolah-sekolah plus itu jelas akan menyambut gembira. <br /><br />Kehadiran KTSP ini bisa jadi merupakan kabar baik bagi sekolah-sekolah plus. Sebagian sekolah-sekolah plus tersebut ada yang khawatir ditegur karena memakai bilingual atau memakai istilah kurikulum yang bermacam-macam seperti yang ada sekarang. Sekarang semua bentuk improvisasi dibebaskan asal tidak keluar panduan yang telah ditetapkan dalam KTSP. <br /><br />Sebagai contoh, Sekolah High Scope Indonesia, sebelumnya sejak awal berdiri pada 1990 telah menggunakan kombinasi kurikulum Indonesia dengan Amerika Serikat (AS). Kendati mendapat lisensi dari AS, namun pihaknya tetap mematuhi kurikulum pemerintah. Caranya dengan mematuhi batas minimal, namun secara optimal memberikan penekanan pada aspek-aspek tertentu yang tidak diatur oleh kurikulum. Misalnya tetap memberikan materi Bahasa Indonesia, namun menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar utama. <br /><br />Kelemahan KTSP <br /><br />Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia di samping memiliki kelebihan-kelebihan juga memiliki kelemahan-kelamahannya. Sebagai konsekuansi logis dari penerapan KTSP ini setidak-tidaknya menurut penulis terdapat beberapa kelemahan-kelamahan dalam KTSP maupun penerapannya, di antaranya adalah sebagai berikut: <br /><br />1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. <br /><br />Pola penerapan KTSP atau kurikulum 2006 terbentur pada masih minimnya kualitas guru dan sekolah. Sebagian besar guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan kurikulum itu (KTSP), baik di atas kertas maupun di depan kelas. Selain disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas guru. <br /><br />2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. <br /><br />Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif merupakan salah satu syarat yang paling urgen bagi pelaksanaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP. <br /><br />3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan. <br /><br />Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh. Jika tahapan sosialisasi tidak dapat tercapai secara menyeluruh, maka pemberlakuan KTSP secara nasional yang targetnya hendak dicapai paling lambat tahun 2009 tidak memungkinkan untuk dapat dicapai. <br /><br />4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurang pendapatan para guru. <br /><br />Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akan menambah persoalan di dunia pendidikan. Selain menghadapi ketidaksiapan sekolah berganti kurikulum, KTSP juga mengancam pendapatan para guru. Sebagaimana diketahui rekomendasi BSNP terkait pemberlakuan KTSP tersebut berimplikasi pada pengurangan jumlah jam mengajar. Hal ini berdampak pada berkurangnya jumlah jam mengajar para guru. Akibatnya, guru terancam tidak memperoleh tunjangan profesi dan fungsional. <br /><br />Untuk memperoleh tunjangan profesi dan fungsional semua guru harus mengajar 24 jam, jika jamnya dikurangi maka tidak akan bisa memperoleh tunjangan. Sebagai contoh, pelajaran Sosiologi untuk kelas 1 SMA atau kelas 10 mendapat dua jam pelajaran di KTSP maupun kurikulum sebelumnya. Sedangkan di kelas 2 SMA atau kelas 11 IPS, Sosiologi diajarkan selama lima jam pelajaran di kurikulum lama. Namun di KTSP Sosiologi hanya mendapat jatah tiga jam pelajaran. Hal yang sama terjadi di kelas 3 IPS. Pada kurikulum lama, pelajaran Sosiologi diajarkan untuk empat jam pelajaran tapi pada KTSP menjadi tiga jam pelajaran. Sementara itu masih banyak guru yang belum mengetahui tentang ketentuan baru kurikulum ini. Jika KTSP telah benar-benar diberlakukan, para guru sulit memenuhi ketentuan 24 jam mengajar agar bisa memperoleh tunjangan. <br /><br />Beberapa faktor kelemahan di atas harus menjadi perhatian bagi pemerintah agar pemberlakuan KTSP tidak hanya akan menambah daftar persoalan-persoalan yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita. Jika tidak, maka pemberlakuan KTSP hanya akan menambah daftar makin carut marutnya pendidikan di Indonesia. <br /><br />copy by: http://re-searchengines.com</span></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-45821817630847947352010-07-08T10:16:00.000-07:002010-07-27T10:50:25.036-07:00Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Mengganti Template Blogger<div class="fullpost" style="text-align: justify;"><div class="top_post"><div class="meta"><div class="tags"></div></div></div><div class="content"><style>.fullpost{display:inline;}</style>Blog adalah ibarat rumah kita, dan tentunya kita ingin blog tersebut tampil menjadil lebih cantik dan indah. Banyak cara yang dilakukan untuk membuat blog menjadi lebih cantik, diantaranya dengan menambah pernak pernik dan juga dengan mengganti tampilan/template blog.<br /><a name='more'></a><br /><br />Jika kita mengganti template dengan template yang sudah disediakan blogger maka itu adalah cara yang paling mudah, tinggal pilih simpan langsung jadi. Namun template yang disediakan sangat sedikit dan tampilannya juga standar, sehingga kita seringkali mencari template lain yang lebih cantik, karena sekarang banyak sekali situs-situs yang menyediakannya dengan gratis. Namun jika kita menganti template dengan template lain yang disediakan oleh selain blogger, maka itu tidaklah semudah sebagaimana dengan menggunakan template yg disediakan blogger, karena ada beberapa efek sampingnya, diantaranya yaitu kamu akan kehilangan element2 kamu ato malah blog kamu jadi rusak. Nha berikut ini akan aku jelaskan hal-hal apa aja yang harus diperhatikan jika kamu pingin ganti template dengan jasa lain.<br /><span class="fullpost"><br /><b>Pertama</b> kamu harus membackup dulu tempalte kamu jika template baru kamu tidak berhasil diinstall, caranya masuk ke menu <b> "Layout --> Edit HTML"</b>, trus klik link bertuliskan <b>"Download Full Template"</b> terus simpan file yang diberikan.<br /><br /><span class="fullpost"><b>Kedua</b> yaitu membackup elemen-elemen atau widget-widget yang sudah pernah kamu pasang, caranya gini, Masuk ke menu <b>"Page Element"</b>, nha disitu kan banyak tuh element-element yang udah kamu pasang trus dibawahnya kan ada link bertiliskan <b>"edit"</b> klik link-link tersebut satu persatu, copy isi dari elemen itu dan taruh dalam notepad. Kalo kamu nanti dah ganti template dan mau memasang elemen-elemen tersebut tinggal copy dari notepad terus pasang di "add page elements".<br /><br /><span class="fullpost"><b>Ketiga</b>, jika template dan elemen-elemen sudah kamu backup langkah selanjutnya yaitu mengupload template yang sudah kamu download. Biasanya file template yang di download berextenxi <b>"xml"</b> tapi kadang-kadang ada juga yang berekstensi <b>"zip atau rar"</b>, kalo begitu kamu harus mengekstraknya dulu sehingga kamu akan mendapat file berekstensi <b>"xml"</b>. Trus gini cara ngaploadnya, Kembali ke menu <b>"Edit HTML"</b>, trus disitu kan ada tombol <b>"brows"</b> klik tombol tersebut terus cari file template yg pingin kamu pakai sudah kamu download, trus klik tombol <b>:upload"</b>.<br /><br /><b>Keempat</b>, biasanya kamu akan mendapat konfirmasi seperti gambar dibawah ini, itu artinya elemen-elemen kamu akan dihapus. Klik tombol <b>"Confirm & Save"</b><br /><br /><br /><br /><b>Kelima</b>, jika ternyata yang muncul adalah seperti gambar dibawah ini maka itu artinya ada yang tidak beres dengan template kamu dan kamu tidak bisa memakai template tersebut di blog kamu, jadi kamu ganti aja dengan template yang lain.<br /><br /><b>Keenam</b>, coba preview blog baru kamu, merasa sudah cocok ikuti langkah <b>ketuju</b>. Jika kamu mendapati ada gambar header yang sebelumnya kamu pake buat header masih muncul di template baru kamu dan posisinya sepertinya tidak cocok, maka kamu harus menghilangkannya dulu gambar header tersebut, caranya masuk kembali ke menu <b>"Page Element"</b>, dibagian header coba kemu edit dan hapus gambar kamu. Jika di bagian header tidak ada link <b>"edit"</b> coba kamu ganti dulu templatenya dengan template yang disediakan oleh blogger dan kembali ke <b>"Page Element"</b> trus <b>"edit</b> dibagian header dan hapus gambar header kamu kemudian ikuti lagi langkah-langkah <b>ketiga</b><br /><br /><b>Ketuju</b>, Kembalikan elemen-elemen yang sudah kamu backup tadi sehingga kini kamu memiliki template baru dan elemen-elemen yang dulu tidak ilang.</span></span></span><br /><br /><span class="fullpost"><span class="fullpost"><span class="fullpost"><b>Kedelapan,</b> Banyak belajar lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii </span></span></span></div></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-36735900034646886092010-07-03T20:11:00.000-07:002010-07-27T10:50:25.060-07:00Tahapan Pembuatan Website1<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV"> </span><span lang="SV" style="font-size: 16pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV"><br />Sama seperti membuat sebuah software, untuk membuat sebuah website yang baik juga diperlukan adanya tahapan-tahapan yang harus dilakukan. </span><span lang="FI">Setiap tahapan selesai dilakukan, harus dievaluasi apakah tahapan itu telah berjalan dengan baik. Secara garis besar, tahapan itu adalah sebagai berikut: <a name='more'></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="FI">Planning (perencanaan) : </span></b><span lang="FI">Perencanaan yang baik akan sangat membantu dan menghemat waktu dalam membuat sebuah situs. </span><span lang="EN-US">Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap ini adalah : </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="FI" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="FI">Tentukan tujuan situs yang akan dibuat <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Pengumpulan data (user gathering) kemudian menganalisisnya <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Membuat timeline atau jadwal kerja</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Design : </span></b><span lang="EN-US">Pada tahap design ini buatlah design yang menarik, pilihan warna yang sesuai(biasanya 3 warna dasar untuk sebuah website). </span><span lang="SV">Design ini sangat penting karena merupakan kesan pertama dengan user. Design yang ada harus membawa imej, tujuan, dan karakteristik yang ingin disampaikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">Coding (Pemrograman) : </span></b><span lang="SV">Coding adalah tahap implementasi planning dan design yang telah Anda buat. Pada tahap ini Anda akan mengimplementasikan ide-ide dan design yang ada kedunia nyata sesuai dengan teknologi yang dibutuhkan(HTML, css, javascript, php, mysql, dll). Setelah coding selesai Anda melanjutkan ke tahap Testing.<br /><br /><b>Testing (Uji coba) : </b>Pengujian dilakukan untuk meyakinkan bahwa semua fungsionalitas website telah berjalan dengan baik. Tahapan ini dilakukan untuk kontrol kualitas situs yang Anda buat. Tahapan ini dilakukan baik diserver lokal, maupun di server hosting.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">Promosi : </span></b><span lang="SV">Setelah melakukan tahap uji coba, saatnya Anda meluncurkan situs web Anda ke internet untuk mengatakan hallo kepada seluruh duniaJ Promosi merupakan media yang sangat penting untuk membuat situs Anda dikenal dan dilihat oleh banyak orang. Beberapa cara mempromosikan antara lain : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Promosikan melalui brosur, poster, kartu nama, kop surat <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Melalui Search Engine </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Melalui hubungan kerjasama pemasaran dengan situs lainnya, sehingga Anda dapat menampilkan link di situs tersebut<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="FI">Maintenance : </span></b><span lang="FI">Setelah situs diluncurkan maka diperlukan tahap pemeliharaan di situs tersebut. </span><span lang="EN-US">Pemeliharaan itu mencakup beberapa hal, antara lain : </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Selalu mengupdate situs dengan isi-isi yang terbaru. Contohnya <b><i>detik.com</i></b> yang menerapkan frekuensi pengupdatean yang tinggi. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Buanglah informasi-informasi yang sudah kadaluarsa. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Jagalah server Anda dari serangan hacker baik orang maupun software. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Tambahlah situs Anda dengan fitur-fitur yang beru dan menarik <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Memperbarui design agar user tidak bosan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><i><span lang="SV">Beberapa Teknologi yang umum dan harus dimengerti oleh webmaster antara lain : <o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">URL(Uniform Resource Locator)</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">URL digunakan sebagai penunjuk lokasi pada internet. URL adalah alamat sebuah website, seperti </span><span lang="EN-US"><a href="http://www.google.com/"><span lang="SV">http://www.google.com/</span></a></span><span lang="SV">, </span><span lang="EN-US"><a href="http://www.yahoo.com/"><span lang="SV">http://www.yahoo.com/</span></a></span><span lang="SV">, </span><span lang="EN-US"><a href="ftp://anime.ee.itb.ac.id/"><span lang="SV">ftp://anime.ee.itb.ac.id/</span></a></span><span lang="SV">. Http atau ftp adalah protokolnya, sedangkan </span><span lang="EN-US"><a href="http://www.google.com/"><span lang="SV">http://www.google.com/</span></a></span><span lang="SV"> merupakan alamat server website tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Tanpa URL situs Anda tidak akan bisa dikunjungi. Saat ini sudah ada sekitar 4 milyaran situs yang ada di internet artinya ada sekitar 4 milyaran URL yang ada di internet.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">TCP/IP</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">TCP/IP adlah singkatan dari Transfer Control Protokol/Internet Protokol. TCP/IP merupakan protokol yang memungkinkan seluruh komputer yang ada di internet untuk saling berkomunikasi. Kita Bisa mengibaratkan protokol TCP/IP sebagai bahasa seluruh komputer yang terhubung dalam jaringan internet.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">IP Address</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Setiap Komputer yang terhubung ke internet akan memiliki IP address yang berbeda-beda(unik). Pemberian IP Address ini diatur oleh TCP/IP. TCP/IP menggunakan pengalamatan 32 bit yang tersusun atas 4 angka yang berkisar antara 0 sampai 255 yang dipisahkan oleh tanda titik.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Contoh IP Address misalnya 167.205.3.2</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">DNS(Domain Name System)</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Domain adalah alamat situs Anda di internet, sedangkan IP Address adalah sebuah susunan angka yang unik, yang memberikan suatu alamat pada komputer yang terhubung ke jaringan internet.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Setiap Komputer yang terhubung ke jaringan TCP/IP akan memiliki IP address yang unik. IP address 32 bit ini bukan merupakan hal yang mudah diingat karena merupakan sebuah deretan angka yang unik. DNS ada karena manusia akan lebih mudah mengingat nama daripada angka. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">DNS sebenarnya adalah representasi dari IP address, sebagai contoh : <br /></span><span lang="EN-US"><a href="http://www.google.com/"><span lang="SV">http://www.google.com/</span></a></span><span lang="SV"> dengan </span><span lang="EN-US"><a href="http://64.233.167.99/"><span lang="SV">http://64.233.167.99/</span></a></span><span lang="SV"> Kedua url itu akan menampilkan halaman yang sama, yaitu situs google.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">Browser</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Browser adalah sebuah program yang digunakan untuk menampilkan halaman web. Browser berkomunikasi dengan web server melalui protokol http, meminta dokumen html, lalu membaca dan menerjemahkan dokumen html tersebut serta menampilkannya ke client. Gambaran cara kerja browser adalah sebagai berikut : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Kriteria Browser yang baik, antara lain : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Mampu menerjemahkan HTML, lebih baik bila sudah mendukung XHTML <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Dapat menerjemahkan scripting web seperti javascript,Vbscript, CSS,XML, dan RSS <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Dukungan terhadap plugins seperti flashplayer, quicktime, Java Applet, dsb.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Plugins adalah program tambahan pada browser untuk menjalankan suatu aplikasi.<br />Deskripsi singkat beberapa browser <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">Internet Explorer</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Internet Explorer(IE) adalah browser yang sepaket dalam sistem operasi microsoft windows. IE merupakan browser yang paling banyak digunakan oleh pengguna internet, jadi jangan sampai terlewat melihat tampilan situs yang anda buat dengan browser ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">Opera</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Kelebihan browser ini adlah kecepatannya dalam mendownload dari suatu halaman web.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">Firefox</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Browser firefox merupakan browser baru yang mengunakan mozilla sebagai mesinnya. Firefox adalah browser yang paling kecil ukurannya saat diinstall. Kelebihan yang lainnya adalah kecepatannya dalam mendownload yang tidak kalah dengan opera. Disamping itu browser ini mendukung berbagai plugins, dan dapat menampilkan halaman web dalam tab-tab. Menurut survey, banyak netter yang kemudian beralih ke browser ini.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">Browser Statistik</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Browser statistik digunakan untuk mengetahui jumlah user yang menggunakan browser tertentu yang mengunjungi situs anda, anda juga bisa menambahkan fitur ini, untuk mendapatkan feedback browser yang paling diminati user.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">Perencanaan dan Perancangan Web</span></b><span lang="SV"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Sekarang kita telah memahami tentang perencanaan dan perancangan web. Perencanaan adalah tahap yang harus dilakukan sebelum membuat situs web. </span><span lang="EN-US">Beberapa hal yang harus dipersiapkan saat membuat situs web antara lain : </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Tentukan terlebih dulu tujuan dan target dari situs yang akan anda buat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Tentukan target pengunjung anda dan apa saja yang dapat dilakukan pengunjung di situs yang akan anda buat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Rencanakan sistem situs anda dengan matang, intinya managelah situs anda dengan baik <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Buat sitemap dari situs yang akan anda buat.(ini akan sangat membantu) <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Buatlah time schedule pembuatan website dan disiplinlah dengan jadwal yang telah anda buat tersebut.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Tujuan Pembuatan Situs Web</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Dalam membuat sebuah situs, boleh dikatakan bahwa tujuan adalah sebuah hal yang fundamental, jangan sampai Anda membuat situs yang tanpa arti dan tujuan. Bentuk design, isi, bahkan sampai pemilihan warna yang akan Anda gunakan itu pun sangat bergantung pada tujuan situs itu dibuat dan imej yang ingin Anda sampaikan.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="FI">Beberapa tujuan pembuatan situs, antara lain : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b><span lang="EN-US">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="FI">Alat pemasaran : </span></b><span lang="FI">Pemasaran melalui internet akan lebih cepat dan jangkauannya akan lebih luas. Situs yang digunakan sebagai alat pemasaran, didalamnya akan berisi company profile ataupun promosi produk atau jasa pelayanan yang ada pada suatu perusahaan. </span><span lang="EN-US">Beberapa hal yang harus diperhatikan pada situs dengan tujuan alat pemasaran adalah : </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Desain halaman web harus menarik </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Menampilkan latar belakang perusahaan </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Situs ini hanya berisi informasi dan tidak dapat melakukan transaksi online melalui situs ini </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Informasi tertang produk atau jasa harus jelas dan menarik<br />Salah satu contoh situs yang digunakan sebagai alat pemasaran adalah <a href="http://www.darisa-im.com/">http://www.darisa-im.com/</a> yang memasarkan produk-produk kimia ke seluruh dunia, atau <a href="http://www.oracle.com/">http://www.oracle.com/</a> yang berisi company profile dan informasi terbaru tentang software oracle.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b><span lang="EN-US">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="EN-US">Nilai Tambah : </span></b><span lang="EN-US"> Sebuah situs web dibuat hanya sebagai nilai tambah. Jadi maksudnya adlah sebenarnya perusahaan tersebut sudah sangat dikenal dan tidak perlu lagi mempromosikan perusahaan mereka melalui situs, namun mereka membuat situs agar perusahaannya tetap mengikuti perkembangan jaman dan tidak dibilang kuno, contohnya adalah <a href="http://www.anjjabar.go.id/">http://www.anjjabar.go.id/</a> </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b><span lang="EN-US">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="EN-US">Katalog : </span></b><span lang="EN-US">Sebuah situs yang berfungsi sebagai katlog elektronik yang menampilkan produk-produk yang akan dijual oleh suatu perusahaan. Alasannya dibuat website ini adalah sebagai tempat mempromosikan produk-produk sebuah perusahaan, hal ini lebih murah, cepat, dan efisien bila dibandingkan dengan katalog yang dicetak(media cetak), disamping itu pula, bila ada produk yang batu maka situs tersebut dapat segera di update. Pada situs ini pembayaran terhadap produk yang dibeli tidak dapat dilakukan secara online.</span></div><div class="MsoListParagraph"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b><span lang="EN-US">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="EN-US">e-commerce : </span></b><span lang="EN-US">e-commerce (<i>Electronic Commerce</i>) mulai berkembang di Indonesia sekitar tahun 2000, dan muali menjadi suatu trend baru dalam dunia internet untuk dijadikan media bisnis. E-commerce adalah suatu cara berbelanja atau berdagan secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet dimana terdapat situs web yang dapat menyediakan layanan “get and delivered”.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Dengan adanya e-commerce diharapkan bisnis dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan lebih cepat.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Urutan transaksi yang dilakukan dengan e-commerce adalah sebagai berikut : </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Find it : Mencari produk yang akan dibeli </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span lang="SV">Explore it : pelajari dengan baik spesifikasi barang yang akan dibeli <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Slect it : Menyimpan barang yang akan dibeli ke dalam shoping cart. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Buy it : Memproses transaksi pembayaran </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Ship it : Mengakhiri proses transaksi dan melakukan proses pengiriman Barang.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Tiga metode pembayaran yang dapat dipilih : </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Online Processing Credit Card : </span></b><span lang="EN-US">Pembayaran dilakukan secara online dan real time dangan melakukan proses terhadap credit card.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV">Money Transfer : </span></b><span lang="SV">Cara ini lebih aman, karena konsumen akan mentransfer langsung uang yang akan dibayarkan untuk membeli suatu produk.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV">Cash On Delivery : </span></b><span lang="SV">Sistem bayar ditempat, sistem ini hanya dapat dilakukan jika konsumen berada dalam satu kota dengan pihak penyedia produk.<br /></span><span lang="EN-US">Contoh situs yang telah menerapkan e-commerce adalah <a href="http://www.mypaysystems.com/">http://www.mypaysystems.com/</a> , <a href="http://www.ccnow.com/">http://www.ccnow.com/</a> , <a href="http://www.uni-books.com/">http://www.uni-books.com/</a> </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b><span lang="SV">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="EN-US">e-learning : </span></b><span lang="EN-US">e-learning dapat didefinisikan sebagi sekolah maya artinya adalah mentransformasikan kegiatan belajar mengejar disekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet. Dengan e-learning antara guru dan murid tidak perlu berada dalam satu kelas lagi, Siswa diminta belajar terlebih dulu melalui modul-modul yang berisi materi pelajaran lewat situs. Siswa juga mengerjakan latihan, proyek, dan tugas rumah secara online. Kemudian mereka bekomunikasi secara virtual dengan guru melalui chatting, teleconference, maupun email. Contoh situsnya <a href="http://e-learning.babastudio.com/">http://e-learning.babastudio.com/</a> </span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b><span lang="SV">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="EN-US">Komunitas : </span></b><span lang="EN-US">Komunitas adalah sebuah situs web yang dibuat dengan tujuan untuk memungkinkan pengnjung berkomunikasi secara bersamaan. </span><span lang="SV">Disini adalah tempat berkumpulnya para user untuk berbagi cerita, ide, dan hal lainnya didunia maya ini. Contohnya forum, </span><span lang="EN-US"><a href="http://www.friendster.com,dll/"><span lang="SV">http://www.friendster.com,dll/</span></a></span><span lang="SV"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b><span lang="SV">7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV">Portal : </span></b><span lang="SV">Portal adalah aplikasi berbasis web. Aplikasi ini menyediakan akses suatu titik tunggal dari informasi online terdistribusi, seperti dokumen yang didapat melaui pencarian, kanal berita, dan link ke situs khusus. Dalam situs portal disediakan fasilitas pencarian dan pengorganisasian informasi-informasi. Portal merupakan gerbang yang menghubungkan beberapa situs menjadi suatu komunitas yang besar. Contohnya </span><span lang="EN-US"><a href="http://www.cbn.net.id/"><span lang="SV">http://www.cbn.net.id/</span></a></span><span lang="EN-US"> </span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><b><span lang="SV">8.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV">Personal : </span></b><span lang="SV">Situs personal merupakan situs yang digunakan untuk mempromosikan diri sendiri. Situs ini digunakan untuk menunjukan keexistannya pada dunia maya. Antara lain adalah blog. Blog adalah halaman yang berisi berita yang tujuannya untuk dibaca orang lain. Ada fasilitas gratis untuk membuat blog sendiri di dunia maya yaitu </span><span lang="EN-US"><a href="http://www.blogger.com/"><span lang="SV">http://www.blogger.com/</span></a></span><span lang="SV"> , Anda juga bisa membuat blog sendiri kemudian memasangnya secara gratis di geocities atau di tripod. Jika anda ingin mendownload script untuk membuat weblog silahkan download di </span><span lang="EN-US"><a href="http://www.pmachine.com/"><span lang="SV">http://www.pmachine.com/</span></a></span><span lang="SV"> kemudian menginstallnya pada webserver yang anda miliki. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span class="judul"><span lang="SV">Pada Dunia web, kita mengenal banyak istilah, beberapa diantaranya adalah web designer, web programer, web administrator, dan web administrator. Secara umum, webmaster mencakup semua profesi tersebut. Kenapa demikian? Karena webmaster adalah sebutan untuk orang yang ahli di dunia web sehingga seorang webmaster tidak hanya bisa mendesain halaman web saja, tetapi juga harus dapat membuat sistemnya dan merawat website tersebut hingga tetap ada dan melindunginya dari kerusakan, baik dari dalam maupun bila menghadapi serangan dari luar. </span></span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Secara garis besar dapat disimpulkan tugas seorang webmaster adalah merancanakan, merancang, mengelola, mengembangkan dan memelihara situs web agar tetap dapat berjalan dengan baik serta dapat dinikmati oleh pengunjung<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Seorang webmaster juga harus terus belajar, berbagi, dan berkarya. Karena pada hakikatnya seorang layak disebut sebagai webmaster bukan karena jabatan yang disandangnya, namun karena karya dan kontribusi yang diberikannya. Jika Anda sudah memahami bahwa seorang webmaster bukan berorientasi pada jabatan, namun pada karya yang dihasilkannya, ayo kita mulai berusaha menjadi seorang webmaster. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">Spesifikasi webmaster</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Kadang karena semakin kompleksnya dunia web, istilah webmaster itu digunakan sebagi julukan untuk sebuah tim, bukan seorang saja. Untuk langkah awal belajar sebagai seorang webmaster, maka sebaiknya anda menentukan spesifikasi anda. Spesifikasi yang bisa dipilih antaralain, sebagai berikut : <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV">1. Web Designer</span></b><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Web designer adalah orang yang tugasnya mendesain halaman web. Sebagai seorang designer sebaiknya Anda mempunya jiwa seni sehingga anda bisa melakukan pemilihan design, layout, dan warna yang akan membuat pengunjung situs Anda merasa nyaman, takjub, dan menjadi pengunjung setia website yang Anda rancang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Design adalah kesan pertama yang dilihat oleh user, bila kesan petama ini menarik, maka selanjutnya ada kemungkinan situs anda akan dikunjungi terus. </span><span lang="EN-US">Beberapa point penting bagi web designer dalam merancang halaman web adalah sebagai berikut : </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Perhatikan kompabillitas resolusi monitor pengunjung </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Desain harus dirancang semenarik mungkin dan sesuai dengan tujuan situs <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Warna yang dipilih tidak terlalu terang ataupun gelap. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Navigasi yang baik </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="EN-US">Software yang dapat digunakan oleh web designer untuk mendesain halaman web adalah Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, fireworks, freehand, dll. </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">2.Web Programer</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"> Web Programer atau web developer sebaiknya harus bisa menguasai beberapa bahasa pemrograman web seperti HTML, DHTML, Javascript, VBScript, Applet. ASP, PHP, ColdFusion, WML, XML, dan masih banyak lagi.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Tugasnya antara lain : </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Koding <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Membuat, merancang, dan mengelola database </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Menggabungkan antara desain dan program</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Beberapa software yang dapat digunakan yaitu Dreamweaver, frontpage, Notepad, Ultraedit,dll.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">3.Web Animator</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Tugas web animator adalah membuat animasi yang dapat menarik perhatian dan minat pengunjung. Dalam membuat animasi web animator juga harus memperhatikan rancangan website yang ada, sehingga animasi tidak merusak atau memperburuk design yang sudah ada.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Software yang dapat digunakan antara lain Macromedia flash, swish, gif animator, livemotion, dll.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">4. Web Administrator</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Web administrator bertanggung jawab atas berjalannyaq sebuah situs ketika sudah selesai dibuat. Web administrator harus mengetahui dan menguasai perbedaan web server yang ada, baik kelebihannya maupun kekurangannya.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Tugasnya antara lain : </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Menginstal web, dan mengatur konfigurasi server </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Mengatur DNS dalam sistem </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Mengatur account untuk admin dan user </span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="SV">Mengatur konfigurasi keamanan dan firewall.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Melihat beratnya tugas seorang web administrator, maka setidaknya dia harus menguasai IIS, Apache server, Telnet, Windows, NT/2000, Linux, Solaris.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">5. Web Content Creator</span></b></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Web Content Creator bertugas menambahkan content/ mengkonsep content pada website yang sesuai dengan tujuan pembuatan website tersebut.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><br /><br /><i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><i><span lang="EN-US">Disadur dari :</span></i><span lang="EN-US"> <i>Bahan Materi <b>Pelatihan Pembuatan Aplikasi Berbasis Web</b> yang penulis Ikuti di Jakarta, tanggal, 5-9 Desember 2009 di Hotel Jayakarta Jakarta oleh Tenaga Ahli IT Depkominfo RI </i></span></div><div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;"><br /></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-88371561336829237442010-07-02T20:46:00.000-07:002010-07-27T10:50:25.078-07:00Landasan Kurikulum<div class="fullpost"> <div class="snap_preview"><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kurikulummerupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadapseluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalampendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapatdilakukan secara sembarangan. </div><a name='more'></a>Penyusunan kurikulum membutuhkanlandasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikirandan penelitian yang mendalam. <span id="more-571"></span>Penyusunankurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibatfatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya,akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.<br /><div style="text-align: justify;">Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata(1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum,yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmupengetahuan dan teknologi..Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akandiuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><strong>1.Landasan Filosofis</strong></div><div style="text-align: justify;">Filsafat memegang peranan penting dalampengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan,kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme,essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme.Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran –aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep danimplementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepadapemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isidari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangankurikulum.</div><div style="text-align: justify;">a.Perenialisme lebih menekankan padakeabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budayadan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dankurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganutfaham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yangtidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi kemasa lalu.</div><div style="text-align: justify;">b.Essensialisme menekankan pentingnyapewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan padapeserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna.Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagaidasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup dimasyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebihberorientasi pada masa lalu.</div><div style="text-align: justify;">c.Eksistensialisme menekankan padaindividu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untukmemahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran inimempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ?</div><div style="text-align: justify;">d.Progresivisme menekankan padapentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik,variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasanbagi pengembangan belajar peserta didik aktif.</div><div style="text-align: justify;">e.Rekonstruktivisme merupakan elaborasilanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradabanmanusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentangperbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivismelebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dansejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis,memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran inimenekankan pada hasil belajar dari pada proses.</div><div style="text-align: justify;">Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan <em>Model Kurikulum Subjek-Akademis</em>. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan <em>Model Kurikulum Pendidikan Pribadi</em>. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam <em>pengembangan Model Kurikulum Interaksional.</em></div><div style="text-align: justify;">Masing-masing aliran filsafat pastimemiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalampraktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderungdilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan danmengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan.Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya diIndonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalampengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan padafilsafat rekonstruktivisme.</div><div style="text-align: justify;"><strong>2.Landasan Psikologis</strong></div><div style="text-align: justify;">Nana Syaodih Sukmadinata (1997)mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasaripengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2)psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yangmempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya.Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan,pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugasperkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubunganperkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahanpertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajarmerupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteksbelajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar danteori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnyadalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangansekaligus mendasari pengembangan kurikulum.</div><div style="text-align: justify;">Masih berkenaan dengan landasanpsikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologi yangmendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip pemikiranSpencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwakompetensi merupakan “karakteristik mendasar dari seseorang yangmerupakan hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif danatau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi“.</div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu :<br />a.motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi.<br />b.bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau informasi.<br />c.konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang;<br />d.pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan<br />e.keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.</div><div style="text-align: justify;">Kelima kompetensi tersebut mempunyaiimplikasi praktis terhadap perencanaan sumber daya manusia ataupendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak padapermukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan motiflebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadianseseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebihmudah dikembangkan. Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjaminkemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulituntuk dikenali dan dikembangkan.<br />Dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2002)menyoroti tentang aspek perbedaan dan karakteristik peserta didik,Dikemukakannya, bahwa sedikitnya terdapat lima perbedaan dankarakteristik peserta didik yang perlu diperhatikan dalam KurikulumBerbasis Kompetensi, yaitu : (1) perbedaan tingkat kecerdasan; (2)perbedaan kreativitas; (3) perbedaan cacat fisik; (4) kebutuhan pesertadidik; dan (5) pertumbuhan dan perkembangan kognitif.</div><div style="text-align: justify;"><strong>3.Landasan Sosial-Budaya</strong></div><div style="text-align: justify;">Kurikulum dapat dipandang sebagai suaturancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukanpelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikanmerupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkunganmasyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namunmemberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untukhidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.</div><div style="text-align: justify;">Peserta didik berasal dari masyarakat,mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkunganmasyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupanmasyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadilandasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.<br />Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusiayang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justrumelalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangunkehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun prosespendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik,kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.</div><div style="text-align: justify;">Setiap lingkungan masyarakatmasing-masing memiliki sistem-sosial budaya tersendiri yang mengaturpola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satuaspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilaiyang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat.Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atausegi-segi kehidupan lainnya.</div><div style="text-align: justify;">Sejalan dengan perkembangan masyarakatmaka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembangsehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan danpenyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitarmasyarakat.</div><div style="text-align: justify;">Israel Scheffer (Nana SyaodihSukmadinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusiamengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang danmembuat peradaban masa yang akan datang.<br />Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnyamempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial –budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasionalmaupun global.<br /><strong><br />4.Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi</strong></div><div style="text-align: justify;">Pada awalnya, ilmu pengetahuan danteknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejakabad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuanteori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikankedepannya akan terus semakin berkembang<br />Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakansesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akanmenganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan,tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi padapertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan danNeil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kakidi Bulan.<br />Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam duadasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihijangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat padapergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukankeseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupanyang berlaku pada konteks global dan lokal.</div><div style="text-align: justify;">Selain itu, dalam abad pengetahuansekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajarsepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan danketerampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih,sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuanmeta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimanabelajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilaipengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang ambigu dan antisipatifterhadap ketidakpastian..</div><div style="text-align: justify;">Perkembangan dalam bidang IlmuPengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dankomunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karenaitu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi lajuperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didikdapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan danteknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.</div><div style="text-align: justify;"><strong>Sumber Bacaan </strong></div><div style="text-align: justify;">Daeng Sudirwo. 2002 Otonomi Perguruan Tinggi Hubungannya dengan Otonomi Daerah. Manajerial. Vol .01. No1:72-79<br />Deddiknas. 2003. Standar Kompetensi Bahan Kajian; Pelayanan ProfesionalKurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.<br />________. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif; PelayananProfesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang<br />________. 2003. Penilaian Kelas; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.<br />E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.<br />_________. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi; Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.<br />_________. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya<br />Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.<br />Permendiknas No. 22, 23 dan 24 Tahun 2007<br />Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran.2002. Kurikulum danPembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi PendidikanFakultas Ilmu Pendidikan UPI.<br />Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek</div></div></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-54108567681435288582010-07-02T20:43:00.000-07:002010-07-27T10:50:25.091-07:00Prinsip Pengembangan Kurikulum<div class="fullpost"> <div style="text-align: justify;">Pengembangankurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup:perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalahlangkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuatkeputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yangakan digunakan oleh guru dan peserta didik.<span id="more-629"></span></div><a name='more'></a>Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulumberusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakanoperasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangankurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran,tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, danhasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidakhanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikansaja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus,pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakatlainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.<br /><div style="text-align: justify;">Prinsip-prinsip yang akan digunakandalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakankaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalampengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telahberkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiriprinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum disuatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaanprinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembagapendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekaliprinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkanprinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam duakelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas,kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus :prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan denganpemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan prosesbelajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alatpelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsipdalam pengembangan kurikulum, yaitu :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memilikirelevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan,strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwakomponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmupengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan danpotensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dankebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).</li><li>Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakanagar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalampelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaianberdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selaluberkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.</li><li>Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum,baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalamanbelajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan,baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupunantara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.</li><li>Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangankurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lainyang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.</li><li>Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangankurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secarakualitas maupun kuantitas.</li></ol><div style="text-align: justify;">Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentinganpeserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkanprinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkankompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangankompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.</li><li>Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristikpeserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta statussosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatanwajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dantepat antarsubstansi.</li><li>Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, danseni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmupengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan olehkarena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untukmengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni.</li><li>Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulumdilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untukmenjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Olehkarena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasionalmerupakan keniscayaan.</li><li>Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakupkeseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan matapelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambunganantarsemua jenjang pendidikan<span style="font-family: 'Bookman Old Style'; font-size: 12pt;">.</span></li><li>Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada prosespengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yangberlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antaraunsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, denganmemperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembangserta arah pengembangan manusia seutuhnya.</li><li>Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. <em></em>Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dankepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus salingmengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ikadalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.</li></ol><div style="text-align: justify;">Pemenuhan prinsip-prinsip di atasitulah yang membedakan antara penerapan satu Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya seringkali terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruhatau jiwanya kurikulum</div><div style="text-align: justify;">Dalam mensikapi suatu perubahankurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya pada pemenuhan strukturkurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal jauh lebih pentingadalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsipkhusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31 </div></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-4576542085317868322010-07-02T07:22:00.000-07:002010-07-27T10:50:25.106-07:00Membuat Text Berjalan Pada Bar Menu<div style="text-align: justify;"> Dari judul postingan saja sudah terlihat bahwa kali ini saya akan membahas tentang "text berjalan pada bar menu", basi ya..biarin. Dalam tutorial kali ini lagi-lagi sobat harus mengotak-atik HTML template sobat, jadi sekali lagi saya sarankan lebih baik membackup terlebih dahulu template sobat ke dalam hardisk. Trik ini saya dapat dari <b><span style="color: red;">http://miscah.blogspot.com</span></b>. Sudah siap? yuk kita lanjutkan.<a name='more'></a> <br />Login ke Blogger dengan ID sobat.<br />Klik Tata Letak.<br />Lalu klik Edit HTML.<br />Kemudian letakkan kode berikut ini setelah kode <b><span style="color: red;"> </span></b><br /><br /><br /><script language="JavaScript">var txt="<span style="color: rgb(255, 0, 0);">Tips Blogging Untuk Blogger Pemula, Tukeran Link, SEO, Cara Pasang Meta Tag, Favicon, Label Cloud, link Berkelip Warna - Warni, Daftar Link PR Tinggi dan Masukkan Link Sobat Disana, Gratis...</span>";var kecepatan=200;var segarkan=null;function bergerak() { document.title=txt;txt=txt.substring(1,txt.length)+txt.charAt(0);segarkan=setTimeout("bergerak()",kecepatan);}bergerak();</script> <br /><br /><br />Save Template dan lihat hasilnya.<br />Tulisan yang berwarna merah silahkan sobat ganti dengan tulisan sobat. <br /><br />Mudah kan..silahkan coba sendiri.. <br /></div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7964945875708120614.post-84077907937130359682010-07-01T22:56:00.000-07:002010-07-27T10:50:25.118-07:00Promosi gratis di Facebook dengan Coupon Code<div style="text-align: justify;"><i style="color: lime;"><b>Buat Teman-Teman yang Hobby Promosi......</b></i><br /><br />Ternyata selain berfungsi sebagai layanan sosial, <a href="http://www.facebook.com/" style="color: lime;">Facebook</a> juga dapat digunakan untuk ajang promosi. Mungkin bagi anda yang senang bermain Facebook, pernah melihat beberapa iklan pada bagian kanan Facebook anda. Iklan yang ditampilan bermacam-macam, ada yang promosi baju, alat kesehatan, buku, website atau blog, bahkan Calon Anggota Dewan berpromosi di Facebook. <a name='more'></a><br /><br />Mengapa mereka begitu tertarik untuk melakukan promosi di Facebook? Karena selain pengunjung Facebook yang sangat ramai, mencapai lebih dari 175.000.000 pengguna aktif Facebook, iklan mereka juga dapat dilihat oleh semua orang di dunia. Dan kita dapat mengatur target dari iklan yang akan di tampilkan. Hal ini yang membuat para pemasang iklan rela merogoh kocek mereka untuk berpromosi di Facebook. <br /><br />Anda dapat berpromosi secara gratis di Facebook, dengan memanfaatkan Facebook Coupon Code yang diberikan secara cuma-cuma alias gratis alias Free. Facebook Coupon Code adalah kode berisi serangkaian karakter yang dapat digunakan di Facebook oleh pemasang iklan untuk mengklaim sejumlah Kredit Advertising yang nantinya dapat digunakan untuk membayar biaya pemasangan iklan. Nilai Coupon Code ini beragam, ada yang $25, $50, $100, atau mungkin nilai-nilai lainnya. <br /><br />Untuk mendapatkan Facebook Coupon Code, anda harus bergabung dengan <a href="http://apps.facebook.com/visabusiness/sign_up">The Visa Business Network</a> di Facebook, Facebook akan memberikan Coupon Code dengan nilai beragam melalui email. Silahkan isi beberapa informasi yang disediakan oleh The Visa Business Network di Facebook. Setelah semua informasi isi, cek email dan anda berhak mendapatkan Facebook Coupon Code dengan nilai nomial seperti diatas. <br /><br />Anda dapat mulai membuat iklan melalui <a href="http://www.facebook.com/ads/create/">Create Ads</a><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdMqgIilSvEje5XpnSLtlgQNEIT3cGiyzU1RfnhVreSgdqwrsdLiVHhDRCxSZIIaelvlI6rZY34biclusC95KydECRZgbk0t8ctIlAMTF4Us60tfjfZKJ0B4YvgS66m-xeE6kDdJsmLNEA/s1600/iklan+fb.gif"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdMqgIilSvEje5XpnSLtlgQNEIT3cGiyzU1RfnhVreSgdqwrsdLiVHhDRCxSZIIaelvlI6rZY34biclusC95KydECRZgbk0t8ctIlAMTF4Us60tfjfZKJ0B4YvgS66m-xeE6kDdJsmLNEA/s320/iklan+fb.gif" /></a><br /><br />Untuk mulai berpromosi di Facebook, ada 3 tahapan yang harus di lakukan : <br /><br />Langkah 1: Desain Iklan Anda<br />Tentukan Judul Iklan, iklan berupa teks maksimal 25 karakter, Isi iklan maksimal 135 karakter, anda juga dapat mengupload foto atau gambar. Nantinya foto yang di upload akan di resize dengan ukuran 110×80 pixel. Namun menu upload foto ini bersifat optional. Pada menu Destination URL, anda dapat memasukkan URL website atau situs blog yang akan di promosikan. <br /><br />Langkah 2: Target<br />Tentukan target pengunjung iklan. Karena Facebook memberikan opsi Target visitor berdasarkan Negara, Umur, Jenis Kelamin, dll <br /><br />Langkah 3: Harga<br />Bertahan lama atau tidaknya iklan di Facebook, dapat dipengaruhi oleh anggaran harian yang akan di masukkan. Daily Budget ini dapat di atur berdasarkan anggaran iklan yang anda punya (minimal $1). Semakin besar daily budget yang di pertaruhkan, maka makin sering iklan akan ditampilkan di Facebook. Selain itu anda harus menentukan harga dari bid iklan , dengan nilai minimal $0.01. Disebelah kolom bid, Facebook membantu anda untuk memperkirakan nilai minimal dan maksimal bid. Untuk pembayaran ada 2 jenis metode yaitu dengan pay for Impression (CPM) dan pay for Click (CPC). <br /><br />Setelah semua proses selesai, maka Facebook akan menganalisa iklan anda, apakah iklan disetujui atau tidak. Selanjutnya anda akan dihadapkan dengan menu Pembayaran atau Billing. Untuk itu anda harus memiliki Kartu Kredit. Untuk yang belum memiliki kartu kredit, dapat menggunakan VCC (Virtual Credit Card). Fungsi kartu kredit sendiri adalah untuk men-charge jika balance iklan sudah habis. <br /><br />Karena anda telah mendapatkan Facebook Coupon Code melalui The Visa Business Network di Facebook yang dikirim ke email. Anda dapat memasukkan Coupon Code tersebut pada menu Billing’>’Funding Sources, besar nilai Coupon Code berbeda-beda. bahkan ada yang bernilai $300. Coupon Code ini menjadi balance untuk mempromosikan iklan anda di Facebook. Dan jika balance ini habis,Facebook akan mengirim pesan melalui email bahwa balace coupon code telah habis dan apakah anda ingin melakukan charge melalui kartu kredit. Jika tidak ingin Facebook men-charge kartu kredit, anda dapat menghentikan penayangan iklan dengan mengklik Pause. <br /><br />Jika anda mendapatkan Facebook Coupon Code, ntah dari googling, minta dari temen, adek, kakek, dll, Coupon Code tersebut anda dimasukkan kembali kedalam iklan Facebook anda. Caranya sama seperti diatas, masuk ke menu Billing’>’Funding Sources. Setelah Facebook Coupon Code dimasukkan, secara automatis balance iklan akan bertambah, dan anda dapat mengaktifkan kembali iklan yang di Pause sebelumnya. <br /><br />Sumber: http://www.nyem.or.id/2009/02/promosi-gratis-di-facebook-dengan-coupon-code/ </div>TONGKAL09 BLOGhttp://www.blogger.com/profile/05486232167633313548noreply@blogger.com0