English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Prinsip Pengembangan Kurikulum

Label:

Pengembangankurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup:perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalahlangkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuatkeputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yangakan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulumberusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakanoperasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangankurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran,tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, danhasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidakhanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikansaja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus,pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakatlainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang akan digunakandalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakankaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalampengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telahberkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiriprinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum disuatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaanprinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembagapendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekaliprinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkanprinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam duakelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas,kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus :prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan denganpemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan prosesbelajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alatpelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsipdalam pengembangan kurikulum, yaitu :
  1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memilikirelevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan,strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwakomponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmupengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan danpotensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dankebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
  2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakanagar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalampelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaianberdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selaluberkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
  3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum,baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalamanbelajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan,baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupunantara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
  4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangankurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lainyang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
  5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangankurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secarakualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
  1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentinganpeserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkanprinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkankompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangankompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
  2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristikpeserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta statussosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatanwajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dantepat antarsubstansi.
  3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, danseni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmupengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan olehkarena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untukmengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni.
  4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulumdilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untukmenjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Olehkarena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasionalmerupakan keniscayaan.
  5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakupkeseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan matapelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambunganantarsemua jenjang pendidikan.
  6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada prosespengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yangberlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antaraunsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, denganmemperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembangserta arah pengembangan manusia seutuhnya.
  7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dankepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus salingmengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ikadalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemenuhan prinsip-prinsip di atasitulah yang membedakan antara penerapan satu Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya seringkali terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruhatau jiwanya kurikulum
Dalam mensikapi suatu perubahankurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya pada pemenuhan strukturkurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal jauh lebih pentingadalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsipkhusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31

Comments (0)

Posting Komentar