English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

PRINSIP-PRINSIP DAKWAH ALAM AL-QUR’AN

Label:

PRINSIP-PRINSIP DAKWAH ALAM AL-QUR’AN
oleh: Muhamad Effendi, S.Sos.I
kuala TUngkal - Jambi

A. Metode Al-Qur’an Dalam Menyampaikan Dakwah Islam.
Jika anda mebolak-balik lembaran Al-Qur’an Al-Karim tentu anda akan mengetahui bagaimana Allah SWT menjelaskan dan mencontohkan bagi kita bagaimana berdakwah kepada Islam,dan anda akan menemukan kebenaran dari apa yang kita ketahui.
Maka inilah perintah pertama yang kita dapatkan dalam Al-Qur’an yaitu firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 22 – 23 :

____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Artinya : “ Hai Manusia, sembahlah Tuhanmu, yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelummu agar kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui. “ ( Al-Baqarah : 22-23).
Dalam ayat tersebut kita dapat melihat bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya, menerangkan bahwa Dia adalah Tuhan atau Rabb mereka, dan bahwasanya Dai yang menciptakan mereka, artinya bahwa merupakan hak Allah SWT untuk memerintahkan dan menyruh serta untuk ditaati perintah-Nya. Yang menjadi dalil atau aergumen sifat Ke-Tuhanan-Nya dan sifat pencipta-Nya.
Dialah yang telah menjadikan bagi mereka langit sebagai atap dan bumi sebagai hamparan, artinya Allah menciptakan langit sebagai atap bumi untuk memelihara keselamatan manusia yang ada dibumi dari marabahaya yang datang dari atas (langit) dimana cahaya tersebut tidak kita ketahui secara benar kecuali mematikan. Petir-petir dan zat-zat terbakar. Dia juga mernurunkan dari langit air hujan untuk menghasilkan produksi buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian.
Metode penyampaian yang penuh mukjizat serta diperkuat dengan dalil-dalil yang mengepung dari segala aspek masalah ini tidak hanya terbatas pada masalah-masalah yang bersifat umum atau global, akan tetapi mencakup seluruh masalah dan bagian serta detail permasalahan yang ditampilkanoleh Al-Qur’an.
Bila seorang muslim yang mempelajari Al-Qur’an dan membacxa serta mengetahui isi Al-Qur’an seperti yang diuraikan diatas, maka dia akan terheran-heran dengan cara penyampaian risalah Islam kepada masyarakat secara menarik oleh banyak kalangan yang menonjol di bidang dakwah, pemberian bimbingan dan pengarahannya saat ini.
B. BERBAGAI HARAPAN KEPADA ISLAM
Banyak para sarjana bukan islam, contohnya Ernest Gellner berpendapat bahwa di antara tiga agama monoteis, yahudi Kristen, dan islam baginya islam adalah yang paling dekat dengan modernitas, di sebabkan oleh ajaran islam tantang universalisme, skriptualisme (yang mengajaribahwa kitab suci yang dapat di baca dan di fahami oleh siapa saja, bukan monopoli kelas tertentu dalam keagamaan, kemudian tradisi baca tulis.
Suatu agama tidak dapat di fahami sekedar formula-formula absrak tentang kepercayaan nilai. Baik itu zaman atau tempat dan slalu adadalam kenyataan histories yang antara percampuran antara keduanya . Dari semula menegaskan bahwa kebenaran hanyalah yanag dating dari Allah melalui kitab suci dan sunnah Nabi, dan sumber ajaran itu berhak di jangkau oleh setiap orang. Maka sejak semula tampilnya islam sudah pasti dalam dialog-dialog itu senantiasa terdapat penapsiran kepada teks-teks. Timbullah sikap mengindetikan antara keduanya , sehingga terbentuk penglihatan islam sebagai apa yang di lakukan muslim adalah islam itu sendiri .
Tetapi di sebabkan oleh skiptuyalisme yang amat kuat tadi, dan karena kegairahan yang tidak ada tanding ana pada kaum muslim untuk menjaga kemurnian dan keaslian kitab suci mereka, maka dialog mearupakan sautu gejalayang sangat menonjol pada orang-orang islam secara egaliter tanpa batasan formalitas hirarki keagamaan. Dalam dialog itulah man yang murni dan mana yang ambahan atau great tradition , Ibnu taymiyah misalnya, yang ketokohanya banyak meng ilhami berbagai gerakan pembaharuan di zaman moderen ini , dan memeraangi sufisme popular seperti mengagungkan para wali dan makam mereka, dan mengamalkan kitaab suci dan sunnah .
Oleh karena islam memiliki kualitassperti di amati oleh Gellner di atas, maka, menurut pengamatan Gellner lebih lanjut, di antara agama yang ada hanya islam sanggup bertahan dengan mengtasui persoalan kesenjangan yang normative dan yang kongkret histories, atau antara tradisi besar dan tradisi keilv\nya, tradisi islam di buat mo0dren , dan pelaksanaanya bisa di sajikan tidak sebagai penambahan kepada orang luar, melainkan sebagai kelanjutan dan penyerpurnaan dialogh lama dalam islam

C. ETOS KEILMUAN ISLAM KLASIK
Salah satu Islam dari segi kekuatan menghadapi modernitas adalah kualitasnya yang bersemangat kesarjanaan, maka tidak ada cara yang lebih baik untuk subtansinya .Karena umat islam klasik mngembangkan ilmu pengetahuan dari mana saa, kemudian mereka bina secara kreatif, sarjana barat seperti Betrand Russel, menyesali mengapa para pemikir islam tidak banyak mengembangkan falsafah dengan tingkat orisionalitas seperti orang-orang yunani kuno, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd misalnya, kata Russel, memang hebat , namun kekurangan orisionalitas, dan lebih banyak sebagai komentator belaka terhadap falsafah yunani
Tapi sudut penglihatan islam sendiri, para pemikir muslim itu tidak salah, sebab apapun unsurnya berguna bagi kaum muslim, namun dalam analisa terakhir adalah pemikiran daduktif yang banyak di pengaruhi oleh mitos-mitos mereka yang sesat.Dan tidak di ambil alih orang muslim unsure falsafah itu “di islamkan”.Salah satu kelemahan sudut pandang orang yunani adalah penglihatannya kepada hidup yang lebih tragis , suatu pengamatan yang pesimistis.Begitu pula pandangan terhadap alam,karena itu meeka unggul dalam spekulasi-spekulasi, namun miskian dalam bidang empiris dan justru dalam bidang moderen yang sebenarnya. Hal itu sebagai akibat pandangan islam yang optimis kepada hidup (dunia sebagai tempat yang menggasikan dan membahagiaklan ), dan yang dinamis kepada alam. Inilah yang menjadi pengamatan seorang ahli sejarah ilmu pengetahuan,Max 1Dimont.

D. BEBERAPA AJARAN ISLAM DAN IMPLIKASINYA
Tampilnya islam adalah berarti menyambung kembali ajaran Nabi ibrahim dan Nabi Musa yang mengajarkan tentang beriman kepada tuhan yang maha esa dan pendekatan kepadaanya melalu amal perbuatan yang baik, ajaran yang penting tentang pendekatan dengan tuhan melaui amal dan perbuatan ataupun kegiatan,maka, sakremen, terutama dalam bentuk ekaristi, menjadi sangat sentral bagi pemeluk agama Kristen , karena bagi mereka keselamatan di peroleh melalui dalam diri atau tubuh Isa al Masih.
Karena seluruh aktifitas dapat bernilai sebagi usaha pendekatan kepada tuhan, maka seluruh hidup manusia mempunyai makna transendemental, yang sehari-hari kita nyatakan dalam ungkapan “demi ridla Allah”. Dan adanya keinsyafan akan makna hidup itulah yang membuat manusia berbeda dari jenis hewan yang lain, serta di situlah letak harkatnya, cara mengidentufikasiakanya adalah sebagai berikut :
1. manusia tidak di benarkan memutlakan sesuatu apapun selain tuhan yang maha esa itu sendiri .
2. tuhan tidak di ketahui tetapi di insyafi sedalam-dalamnya dan menyadari bahwa tuhan tidak dapat di jangkau oleh akal manusia.
3. tidak memutlakan sesuatu apapun selain tuhan yang maha esa berarti tidak menjadikan sesuatu selain dari dia sebagai tujuan hidup.
4. pandangan hidup terkait trkait erat denga pandangan bahwa manusia adalah puncak dari ciptaan Allah /tuhan semesta alam
5. tuhan telah memuliakan manusia ,maka manusia harus menjaga harkat dan martabatnya.
6. manusia di ciptakan sebagai mahluk kebaikan (fitrah ), karena itu masing masing pribadi manusia harus berpandanggan baik kepada sesamanya dan berbuat baik untuk selamanya.
7. alam di ciptakan sebagai wujud yang baik dan nyata (tidak semu ), dan dengan hokum-hukumnya yang tetap.
8. manusia harus mengamati alam raya ini dengan penuh apresiasi, baik utuh maupun dalam kaitan bagian yang tertentu.
9. dengan memperhatikan alam ini, gejala spesifikasinya manusia dapat menemukan patokan dalam usaha , melalui ilmu dan pengetahuan dan teknologi
10. manusia mengemban tugas membangun dunia ini dan sekaligus memeliharanya .

E. AGENDA MENUJU MASA DEPAN
untuk membuat agenda Halangan kita masa depan adalah tingkat pendidikan moderen rata –rata pendudukmuslim di seluruh Indonesia yang masih lebih rendah dari pada bangsa-bansa lain , khususnya bangsa barat yang agamanya kreisten.
Malise Ruthven, seorang srjana yang banyak mengamati islam di zaman modern ini meramalkan bahwa untuk jangka waktui beberapa beberapa dekade ini mungkjin islam masih menjadi agenda politik dunia ( seperti sekarang ini sedang di alami karena masalah timur tengah ) . T api dia berharap bahwa suatu saat kaum muslim akan terbebas dari berbagai konpleks politik dan akan mampu nmembangun kembali tema pokok ke agamaanya.
Usaha untuk memberi responsi kepada tantangan zaman itu harus terlebih dahulu kita menangkap isi pesan dalam kitab suci, karena, kata Fazlur Rahman, kita memiliki criteria tertentu untuk melangkah , dan criteria itu akan sendirinya harus bersumber dari Al’quran. Pertama, kita harus memeriksa tradisi keislaman kita di bawah sorotan criteria dan prinsip-prinsip itu, kemudian secara kritis mempelajari sosok ilmu pengetahuan yang di hasilkan oleh modernitas . Kita juga harus ingat bahwa il;mu dalam islam terwujud untuk memungkinkan kita bertaindak
Untuk mengubahkeadaan yang ada di dunia ini , kita harus dengan sungguh-sungguh mengharap tata cara ini dan pertama tama menilai tradisi sendiri , benar dn salahnya emudian kita harus menilai tradisi barat . jenjang pengetahuan kreatif akan timbul hanya jika dijiwai oleh sikap yang ditanamkan dalam Al-Qur’an dalam diri kita. Barulah kita akan mampu membuat apresiasi dan duduk melakukan penilaian baik tradisi kita sendiri maupun atas tradisi barat saat itupun, tujuan akhir melainkan hanya langkah pertama dalam menemukan pengetahuan baru, yang merupakan tujuan sejati intelektual Islam. Zaman modern yang serba komplek ini, memerlukan kerja sama yang erat dari berbagai pihak. Yang diperlukan tidak hanya kemampuan intelektual semata, tetapi lebih lagi terhadap masa depan. Suatu tantangan yang berat tapi dengan hidayah Allah tentu akan terlaksana dengan baik.

Comments (0)

Posting Komentar