English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) (Studi Tentang Kinerja Guru Dalam Proses Belajar-Mengajar (PBM) di SMA Negeri 1 Kuala Tungkal

Label:

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Permasalahan pendidikan yang sampai saat ini belum secara tuntas teratasi
adalah rendahnya ketersediaan sumber daya pendidikan pada tingkat sekolah.
Konsekuensi rendahnya ketersediaan sumber daya pendidikan di berbaga i jenjang dan
tingkat selalu dikaitkan dengan masalah kebijakan pendidikan yang diarahkan pada 4
tema kebijakan yaitu: 1)peningkatan pemerataan pendidikan, 2)peningkatan mutu
pendidikan, 3)peningkatan relevansi pendidikan, 4)peningkatan efisiensi pengelolaan
pendidikan. Seperti dijelaskan dalam pasal 1 ayat 10 UU no 2 tahun 1989 yang
mendefinisikan sumber daya pendidikan, 1 sebagai berikut
“Sumber daya pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan
pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarana yang
tersedia atau diadakan dan digunakan oleh keluarga, masyarakat, peserta
didik dan pemerintah. Baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama”.
Sekolah sebagai center pendidikan merupakan kebutuhan yang memang tidak
bisa ditawar-tawar lagi untuk semua komponen masyarakat Indonesia. Sebagai sarana
meningkatkan sumber daya manusia, sekolah adalah sarana yang tepat agar cita-cita
dan harapan menuju kesejahteraan dapat direalisasikan dengan nyata.
Menyadari peran penting pendidikan, pemerintah berusaha meningkatkan
mutu pendidikan. Bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya itu adalah
1 Bambang indriyanto, Sumber Daya Pendidikan: Reaktualisasi pasal 1 ayat 10 UUno 2 thun
1989 tentang system pendidikan, (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, VII, 031 maret 2001), h 530.
2
penyempurnaan kurikulum, namun betapa pun baiknya kurikulum belum tentu
menjamin keberhasilan kegiatan pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum, sangatlah besar peranannya dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah digariskan.
Kurikulum sekolah merupakan instrument strategis untuk pengembangan
kualitas sumber daya manusia (SDM) jangka pendek maupun jangka panjang.
Kurikulum sekolah juga memiliki koherensi yang amat dekat dengan upaya
pencapaian tujuan sekolah dan atau tujuan pendidikan, oleh karena itu perubahan dan
pembaharuan kurikulum harus mengikuti perkembangan, menyesuaikan kebutuhan
masyarakat dan menghadapi tantangan yang akan datang serta menghadapi tuntutan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada standar kurikulum rumusan badan standar nasional pendidikan (BSNP)
kurikulum 2004 yang terlalu banyak menuntut guru menyusun bahan ajar termasuk
dalam hal membuat indikator. Kurikulum 2004 yang lazim disebut kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) mengingkari filosof kurikulum karena sarat isi dan
terlalu menuntut guru secara detail sampai pada pembuatan indikator. Tuntutan yang
terlalu mendetail itu belum tentu sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Maka dari itu kurikulum berbasis kompetensi(KBK) disempurnakan dan
namanya di ganti dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), erat
kaitannya dengan pendidikan di Indonesia kini mulai hangat kembali dengan
datangnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Hal ini menarik bagi kita
tentunya untuk mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi pada dunia pendidikan di
3
Indonesia sehingga perubahan kurikulum begitu cepat? Lalu sejauh mana para guru
dan kepala sekolah serta komponen stakeho lder menyiapkan diri dengan datangnya
perubahan ini?
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) didefinisikan sebagai kurikulum
operasional yang di susun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. Salah satu prinsip pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) diantaranya kurikulum dikembangakan berdasarkan prinsip-prinsip yang
berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya 2.
Melihat sisi lemah dari sistem pendidikan nasional kita, dengan gonta-ganti
kurikulum pendidikan maka secara langsung atau tidak akan berdampak kepada
kinerja guru itu sendiri. Sehingga perubahan kurikulum dapat menjadi beban
psikologis bagi guru dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat
perubaha n tersebut sedangkan kinerja guru itu sendiri ditentukan dari rasa tanggung
jawab menjalankan amanah, profesi dan rasa tanggung jawab moral yang harus
dipikulnya.
Guru dapat dikatakan sebagai tiang utama keberhasilan sistem pendidikan
nasional kita, oleh karena itu kualitas guru sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional kita. Guru yang berkualitas diharapkan mampu menciptakan
proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan potensi siswa menjadi prestasi
2 Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas, Peraturan pemerintah no 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I Ketentuan umum, Balitbang-Depdiknas.
4
belajar yang maksimal. Kualitas guru yang dibutuhkan dalam era pembangunan ialah
mereka yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam dua lingkungan
besar yaitu sekolah dan masyarakat.
Langkah yang penting yang harus dipahami guru dalam kaitannya dengan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ialah bahwa guru harus mampu
menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi yang siap dijadikan
pedoman pembelajaran dan acuan penilaian. Oleh karena itu indikator kinerja guru
harus disesuaikan dengan indik ator kompetensi3.
Namun permasalahan yang harus dihadapi SMA Negeri 1 Kuala Tungkal saat ini
adalah apakah guru mampu mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) dalam proses belajar-mengajar (PBM)? dan juga dengan adanya
kurikulum baru bagaimana dengan kinerja guru apakah menjadi lebih baik dan lebih
profesional yang sesuai dengan indikator kompetensi?.
Berdasarkan permasalahan di atas maka implementasi kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) terhadap kinerja guru di Indonesia harus betul-betul
diarahkan ke dalam indikator kompetensi, dengan demikian untuk mengkaji
kurikulum pendidikan yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia dan gambaran
kinerja guru yang sesuai dengan indikator kompetensi akan dirangkum dalam
penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Kurikulum tingkat satuan pendidikan
3 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h
139.
5
(KTSP) Studi tentang Kinerja Guru dalam Proses Belajar-Mengajar (PBM) di SMA
Negeri 1 Kuala Tungkal”.
Pilihan penulis untuk mengkaji penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
Taman, hal ini dikarenakan lembaga tersebut sudah menerapkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) sejak tahun 2006 atau pada saat kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) tersebut sudah diberlakukan.

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan pembahasan singkat pada latar belakang di atas secara otomatis
timbul berbagai masalah, namun agar pembahasan dlam skripsi ini lebih terarah dan
spesifik, maka dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMA Negeri 1
Kuala Tungkal?
2. Bagaimana kinerja guru di SMA Negeri 1 Kuala Tungkal?
3. Bagaimana kinerja guru dalam proses belajar-mengajar (PBM) di SMA
Negeri 1 Kuala Tungkal?

Comments (0)

Posting Komentar